"Tempat makannya disebelah mana sih??" tanya Livy, yang tangannya masih belum lepas juga, dari orang yang sedang ketar ketir di sebelahnya.
"Belok ke kiri," jawab Samuel sembari menghela napas, untuk menenangkan apa yang sedang berlompatan di dalam dadanya.
"Oh ke sana," ucap Livy yang kembali menarik lengan Samuel lagi dan yang ditarik pun pasrah. Namun dengan batin yang terus meronta-ronta.
Kini, keduanya nampak berdiri di jajaran tempat makan. Livy terdiam dan masih belum sadar juga, dimana tangannya berada. Sementara orang yang tengah digandengnya malah nampak lemas dengan bola mata yang melirik ke atas. Apa yang berada di dalam dadanya memang sedang bergetar tidak keruan. Tapi ia seolah malah menikmati saja, saat digandeng begini. Tidak ada tanda perlawanan. Tidak menolak apalagi m
