"Ada seseorang yang bukan milikku tapi dia tinggal dan menetap di dalam hatiku, dia bukan takdirku, namun dia melekat di pikiranku dengan sangat sempurna. Dia sulit sekali untuk aku lupakan, sampai hatiku merasa sedih, cemburu, bahagia, bercampur aduk secara bersamaan karenanya. Sampai akhirnya aku berada di satu titik, dan aku disadarkan bahwa aku bukan lagi siapa-siapa untuknya dan aku hanya bagian dari masa lalunya. Masa lalu yang mungkin akan menjadi catatan hitam depan buku hariannya!" Batin Febrian saat lagi-lagi Galuh mengabaikan perasaannya. Galuh meninggalkan ruang tengah, menghindari percakapan dengan Febrian karena ternyata hatinya sakit saat mendapati kenyataan jika dia sebenarnya belum sepenuhnya melepas masa lalunya, tapi sebisa mungkin Galuh bersikap masa bodoh karena dia t