Milik Teo

1980 Kata

Laki-laki, kalau soal nafsu bisa beli. Kalau soal lapar bisa ke warung. Kalau rumah berantakan bisa bayar art, tapi percayalah, ini bukan tentang nafsu, bukan tentang rumah yang berantakan, tapi ini tentang hati dan tempat pulang yang nyaman untuknya dan hal yang sama juga tengah Teo rasakan pada sosok muda dan cantik yang selalu membuatnya merindu dan tersiksa dengan rasa rindu itu. "Rindu lah , Galuh. Serius!" Lirik Teo dengan suara yang dia buat sepilu mungkin karena itulah yang saat ini Teo rasakan. Rindu untuk mengajak istrinya bergulung indah di atas ranjang. "Om,,," "Ayolah Galuh, sebentar saja!" Bisik Teo saat tiba-tiba pintu kamar mereka di ketuk dari arah luar dan Teo langsung kaget dan menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Galuh namun masih menahan pinggang Galuh untuk menem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN