Semester baru dimulai dan Indira mulai dekat dengan Clara juga Dio, sedikit membuat terkejut adalah Shinta sudah kembali seperti sedia kala seakan tidak mempunyai masalah sedangkan Lia dekat dengan anak lain di mana selalu memandang Indira dengan tidak enak tapi Dio dan Ryan selalu menenangkan Indira agar tidak menghiraukan sikap Lia.
Pernyataan Fajar di sekolah Bagas belum Indira jawab sama sekali karena Indira sendiri tidak tahu akan menjawab apa, pertemuan terakhir dengan Fajar waktu mengantar Bagas dan Indira pulang ke rumah selebihnya hanya menggunakan ponsel ketika berhubungan. Hal ini sama seperti ketika awal Fajar mengajak berpacaran dan dengan seenaknya menganggap bahwa mereka sudah memiliki hubungan padahal belum ada satupun jawaban yang keluar dari bibir Indira, tapi bukannya orang dewasa lebih menggunakan sikap daripada kata-kata.
"Dir, ngerjain tugas dimana ini?" tanya Clara membuyarkan lamunan.
"Rumah lo aja" putus Indira langsung.
"Kalian naik apa?" tanya Dio menatap mereka berdua.
"Angkot" jawab Clara dan Dio hanya mengangguk lalu meninggalkan mereka menuju entah kemana.
Butuh waktu lama untuk mengerjakan tugas di rumah Clara hal ini karena tidak paham dengan maksudnya dari tugas ini atau memang otak mereka yang terlalu lambat, untung saja Clara punya kakak yang kuliah magister psikologi jadi bisa bantu meski tidak banyak.
"Lo sama Mas Fajar gimana?" tanya Clara disela-sela mengerjakan tugas.
"Kenapa?" tanya Indira tanpa menjawab pertanyaan Clara membuat Clara mencibir "tanya sendiri aja sama orangnya nanti" jawab Indira sambil tersenyum melihat Clara.
"Memang kesini?" tanya Clara memastikan dan Indira mengangguk "syukur deh kalian baik-baik saja soalnya gue liat lo deket banget sama Dio" sambung Clara.
"Ya deket lah secara kita selalu satu kelompok" jawab Indira sambil menggelengkan kepala.
"Bukan gue takut lo suka sama Dio begitu juga sebaliknya" ucap Clara namun Indira hanya tersenyum mendengar perkataan Clara “di bilang gak percaya secara Dio tu don juan habis merasa kecakepan”
“Memang cakep Dio kalau diurus” sahut Indira “nanti gue carikan cewek yang bisa urus Dio biar lo gak khawatir” Clara melemparkan kertas ke Indira.
"Indira ini ceweknya Fajar toh?" tanya Amel kakaknya Clara yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar yang Indira jawab dengan mengangguk "kasian tu anak disuruh mulu sama Bu Retno"ucap Amel menatap Indira yang hanya mengernyitkan kening "gak tau?" tanya Amel langsung dijawab dengan menggelengkan kepala "beberapa hari lalu itu di RSJ ada masalah Bu Retno nyuruh Fajar yang handle sampai gak bisa pulang. Bu Retno nyuruh Fajar laporan tiap saat perkembangan disana gimana" terang Amel.
"Mbak, ada temannya" kata pembantu Clara mengalihkan pembicaraan "gak tahu siapa" membuat mereka berdua saling menatap.
"Masuk, Jar" ucap Amel membuat mereka langsung keluar mendengar suara Amel.
Fajar masuk ke dalam dengan wajah lelahnya namun tetap tersenyum ketika masuk ke dalam, Indira segera merapikan berkas yang di kerjakan tadi dan segera keluar. Di luar Amel dan Fajar berbicara dengan serius membuat Indira hanya mendengarkan saja karena tidak paham apa yang mereka bicarakan.
"Udah?" Fajar menatap lembut dan Indira hanya mengangguk "gue pamit dulu ya" menatap Amel dan Clara yang langsung dianggukin mereka berdua.
Indira mengikuti Fajar berpamitan pada Amel dan Clara langsung masuk ke dalam mobil, setelah cukup jauh Indira memandang wajah Fajar yang terlihat lelah dan Indira melihat bagaimana Fajar terhadap dirinya bahkan tidak peduli dengan keadaannya yang lelah.
"Kakak sibuk banget ya di RSJ" Indira mencoba membuka pembicaraan "kalau sibuk kenapa jemput? kakak bisa istirahat"
Fajar tersenyum mengambil tangan Indira dan digenggamnya "lihat wajah adik udah bikin semangat dan rasa lelah hilang seketika" mencium tangan dalam genggaman dan membawa pada dadanya yang dapat Indira rasakan detak jantungnya "kakak ada panggilan beberapa interview semoga lolos dan kita segera menikah"
"Kakak serius?" Fajar menatap sekilas.
Fajar mengangguk mantap "bahkan kedua orang tua kita sudah setuju tinggal jawaban dari adik saja dan kesiapan kakak"
Sekali lagi setelahnya di sisa perjalanan tidak ada pembicaraan yang berarti karena Indira sendiri bingung ingin bicara apa dengan Fajar.
"Kakak balik dulu ya" ucap Fajar membuat Indira menatap bingung "pulang ke rumah nanti balik lagi ke RSJ" seolah menjawab pertanyaan dalam otak.
"Kakak istirahat yang cukup sebelum balik" Fajar mengangguk mantap.
Sebelum Indira turun dengan sisa keberanian Indira mendekati wajah Fajar dan secepat kilat mencium pipinya setelahnya langsung turun dari mobil. Di teras Indira masih bisa melihat mobil Fajar di luar menbuat Indira jadi malu sendiri atas apa yang di perbuat baru saja walaupun ini bukan pertama kali, dengan mantan sebelumnya tapi sensasinya tidak pernah berbeda.
My Lovely
Lain kali kalau cium bilang biar kakak bisa nyiapin diri
Indira hanya membaca pesan itu dan tidak berniat untuk membalas lebih tepatnya malu atas apa yang di perbuat baru saja. Kondisi rumah yang sepi hanya ada bibi membuat Indira leluasa di rumah melakukan sesuatu yang di sukai yaitu tidur dan hingga malam menjelang aku tidak keluar dari kamar sama sekali. Indira keluar kamar sudah cukup malam dan melewatkan makan malam, tapi penghuni rumah tidak ada di tempat hanya ada bibi saja yang terlihat.
"Apa ini, bi?" tanya Indira melihat makanan kesukaannya di meja makan.
"Martabak manis dari Mas Fajar, mbak. Tapi udah ada yang dimakan itu sisanya buat mbak" terang bibi
"Kak Fajar kesini?" tanya Indira tidak menghiraukan martabak manis depan "kenapa gak dipanggil?"
"Ya tadi ngobrol juga sama bapak" terang bibi "kata mas jangan dibangunkan karena kelelahan"
"Bibi udah makan?" tanya Indira sambil mengangguk paham.
"Sudah itu memang buat mbak" lanjut bibi
Indira langsung mengambil makanan itu dengan membawanya ke dalam kamar. Berniat memakannya nanti setelah mandi dan membersihkan diri.
Indira
Kenapa gak bangunin kalau kesini? sekarang kakak di RSJ? sibuk banget ya? semangat ❤
My Lovely
Biar enak bicara sama om untuk dapat restu menikahimu secepatnya, besok pagi kakak kerumah antar kuliah.
Indira
Kalau kakak capek gak usah aku bisa berangkat sendiri naik angkotan atau bareng sama Gina. Memang di RSJ sibuk banget ya? ada masalah apaan?.
My Lovely
Demi calon istri gak ada kata lelah ada pasien yang mau bunuh diri sampai kita masukin isolasi, psikiater kasih obat gak ada pengaruh. Makanya kakak diminta Bu Retno laporan tiap saat. Kadang Bu Retno kesini tapi siang kalau malam gini gak kecuali ada yang darurat
Indira
Ya sudah jaga kesehatan, jangan telat makan, vitaminnya diminum, jangan stres.
My Lovely
Siap nyonya udah malem adik tidur lagi sana
Indira
kakak juga istirahat ya ❤
Ketika selesai mengirim Fajar pesan ada pesan masuk yang membuat Indira mau tidak mau membacanya
Erry
Apa kabar, Dira?
Erry adalah salah satu pria di saat SMA yang dekat dengannya dahulu walaupun tidak pernah berpacaran tapi hubungan mereka sudah seperti orang pacaran namun Erry menghindariku karena salah satu teman Erry yang menyukai Indira dengan memberikan cerita yang dibuat-buat dan sayangnya Erry terhasut. Setelah Erry menjauh membuat Indira bersama Dimas namun tidak bertahan lama.
Erry
Bisa kita bertemu?
Pesan dari Erry masuk kembali dan Indira tidak berniat membalas pesan ini karena memang tidak ingin berhubungan sementara kembali dengan Erry.