Kedua tangan kekarnya semakin mendekatkan tubuh Chandly ke tubuh perfeksionisnya. Meraba lembut kedua bokongnya. “Diamlah. Atau aku akan membongkar semuanya.” Bisik pria itu sensual tepat di telinga Chandly. Chandly memejamkan kuat kedua matanya, seraya menahan emosinya saat ini. Kedua tangannya sudah tergepal kuat sedari tadi. Plaaakkkk!!! “Aaahkkkk.” Chandly memejamkan kedua matanya, merasakan sakit pada bokongnya yang dipukul kuat oleh pria itu. Gepalan kedua tangannya semakin bergemetar kala merasakan keinginannya untuk menampar kuat pria yang saat ini tengah melecehkan dirinya. Tapi sungguh saat ini dirinya tidak bisa berkutik sama sekali. Mengingat kesalahannya yang sudah melakukan plagiat dari karya penulis lain. Pria itu, dengan nafas tersengal dia tersenyum puas