---**--- Rumah Pradipta Salaman, Jakarta, Indonesia., Halaman belakang., Pagi hari., Dia baru saja selesai menjemur pakaian di halaman belakang rumah. Lalu mengangkat ember berukuran sedang itu, membuang isi air dan busa di dalamnya, ke tanah. Selesai dari acara mencuci dan menjemur pakaiannya, kakinya melangkah menuju teras belakang rumah. Dia lalu duduk di kursi kayu berukiran yang ada disana. Kedua netranya terlayang pada halaman kecil yang dirawat dengan indah disana. Senyuman tipis tercetak di kedua sudut bibirnya. Dia mulai bergumam dalam hati. ‘Kamu sedang apa disana, Sayang ?’ ‘Mama rindu sekali…’ ‘Mama selalu khawatir akhir-akhir ini.’ Bathinnya seraya berbisik meluapkan rasa rindunya kepada sang putri, Chandly Yuria Afnan.