“Aku pulang lebih awal darimu, Mas.” Gumam Dyrta pelan. Lalu kembali melangkah masuk ke dalam kamarnya. Dia masih terus memegang sebuah foto yang ada di tangannya, dalam langkah kakinya mendekati sofa hitam yang berada di dekat ranjangnya. Dia mendaratkan bokongnya disana. Lalu mengangkat kaki kanannya, menyilang, dan bertumpu pada kaki kirinya. Dia menghela panjang nafasnya, dan mulai bergumam pelan, menatap foto itu. “Kau sungguh membuatku frustasi.” Gumamnya pelan lalu mengeraskan rahangnya. Tangan kanannya menjangkau ponsel miliknya yang terletak di atas meja lampu hias, tepat di sebelahnya. Dia membuka kunci layar ponselnya dengan lensa matanya. Dyrta, dengan fokus dia memainkan jemari lentik kanannya pada layar ponselnya. Dan men