Kontrak

1100 Kata
Kinan baru saja menyelesaikan mandinya lagi malam ini,dia benar-benar tak tahan dengan bau bumbu dapur yang menempel di badannya.Keluar dari kamar mandi di lihatnya jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.   "Ah, aku sudah wangi lagi.Aroma mawar ini benar-benar menenangkan,"gumamnya.Kinan lanjut menuju meja riasnya, ia mulai kegiatan perawatan wajahnya.   "What ... apa ini? "gumamnya terdengar cukup kaget."oh no jerawat,”ujar Kinan dengan panik saat ia melihat ada satu jerawat kecil di dagunya."ini pasti karena aku terlalu stress belakangan ini,di tambah pria omes itu,”ucap Kinan dengan nada kesalnya.   "Baiklah tempelkan krim jerawat ini maka besok pagi dia akan menghilang,bim salabim jerawat enyahlah kamu dari wajahku."   Tok... Tok... Kinan mengerutkan keningnya saat mendengar suara ketukan pintu yang ia yakin itu adalah bos mesumnya,siapa lagi?Segera Kinan menuju pintu dan membukanya.   Ceklek... Benar kan di depan pintunya kini berdiri dengan tegap bos omesnya yang terlihat menatapnya dengan begitu intens.Hingga Kinan tersadar apa yang membuat Defan menatapnya dengan begitu dalam.   "Astag,"rutuk Kinan pada dirinya sendiri sambil segera merapatkan kerah bathrobe yang ia kenakan.   "Ehem ...."Kinan berdehem untuk menetralkan kegugupannya."Bapak ada perlu apa?"   "Aku merindukanmu,"lirih Defan.   Kinan mengerutkan keningnya."Maksud Bapak apa?"   "Eh ...."Defan memejamkan matanya saat sadar apa yang baru saja ia ucapkan."bukan maksudku,aku butuh kamu,oh tidak itu aku butuh kopi,"ujar Defan semakin gugup setelahnya ia lari menuju kamarnya meninggalkan Kinan yang kebingungan.   "Jadi tidak kopinya?gumam Kinan,namun ia memilih acuh dan masuk kembali ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian sebelum membuatkan kopi untuk bosnya itu.   Sementara Defan di dalam kamar memegang dadanya yang semakin bergemuruh hanya karena ia mengingat belahan di bagian depan tubuh Kinan yang tak sengaja ia lihat sebentar tadi.   "Kuatkan aku ya Tuhan,"gumam Defan."astaga,dia begitu mempesona sekarang,”ucap Defan meremas rambutnya lalu ia menuju ranjang untuk menetralkan perasaannya.   Defan menggeleng."Fokus Defan,cari tau apa yang terjadi padanya maka kamu akan segera bisa merebut hatinya kembali,"ucap Defan bermonolog.Ia bangkit dan berjalan mondar mandir di dalam kamarnya hingga tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu dari luar.Defan menarik nafasnya panjang lalu menuju pintu dan membukanya.   Ceklek... "Astaga"lagi Defan harus memejamkan matanya sesaat,di depannya Kinan berdiri dengan gaun malamnya,ia tahu di balik jubah berbahan sutera itu ada lingeri seksi yang pasti sangat indah pada tubuh Kinan.Dengan susah payah Defan menelan paksa salivanya.   "Pak ...,"ucap Kinan sambil mengguncang lengan Defan menyadarkan pria itu.   "Iya sayang,"jawab Defan."eh maksudku iya Ki ... Kinan."   "Ini kopinya,cepat aku mau tidur."   "Oh iya masuklah."   Kinan mengerutkan dahinya."Maksudnya?"   "Oh,itu maksudku masuk dan letakan kopinya di meja sana,"tunjuk Defan pada meja kecil di samping Sofa yang menghadap ke televisi di kamar itu.   "Oh iya."Tanpa bertanya lagi Kinan segera masuk ke kamar Defan dan meletakkan kopi untuk Defan di tempat yang pria itu tunjukan.   "Sudah kan Pak?Aku sudah mengantuk,”ucap Kinan sambil sedikit menguap.   "Ya terima kasih,”ucap Defan.   Kinan mengangguk lalu beranjak dari hadapan Defan hingga tiba-tiba tangannya di tarik dan Defan memeluknya.   "Lepas Pak,”ujar Kinan memohon,saat ini Kinan mulai panik.   "Kinan aku benar-benar merindukanmu,aku mencarimu sejak lama tapi kamu pergi entah kemana,"ujar Defan masih terus memeluk Kinan.   "Pak aku mohon lepas."   Defan menggeleng."Tidak aku benar-benar merindukanmu."   Defan menatap Kinan tanpa melepas pelukannya."Aku tahu kamu Kinanku,aku yakin itu,aku mohon Kinan,mengakulah!"   Kinan masih berusaha melepas pelukannya."Pak aku mohon lepas, aku tidak tahu apa yang anda maksud."   Defan menggeleng."Tidak kamu mengerti maksudku,kamu Kinan,aku bisa buktikan itu."Tanpa menunggu jawaban Kinan,Defan langsung mencium bibir Kinan dengan begitu dalam.   Kinan berusaha melepas ciuman sepihak itu,sungguh ia tak bisa menerima ini.   "Lep ... hmmp ... lep ... passs ...."   Kinan semakin panik saat Defan semakin menjadi dengan melepas jubah yang ia kenakan dengan satu tangannya sementara satu tangannya lagi masih menahan tengkuk Kinan.   "Lepas Fano!"teriak Kinan dengan segenap tenaganya berhasil mendorong tubuh Defan.   Defan memejamkan matanya,ia lega,lalu menghapus jejak saliva di bibirnya, ia tersenyum puas sambil menunduk.   Berbeda dengan Kinan yang baru saja menyadari kesalahannya,ia menghapus jejak basah di bibirnya lalu ia menggeleng."Tidak,bukan,"lirihnya.   Defan menyeringai menatap Kinan."Akhirnya kamu mengakuinya Kinan,"ucapnya lega.   Kinan menggeleng."Tidak,anda salah paham,"ucapnya takut, ia mundur perlahan.   Sementara Defan semakin mendekati Kinan lagi,Kinan sudah mengakuinya meski tanpa ia sadari tadi."Kamu tidak bisa mengelaknya lagi Kinan,akuilah kamu adalah Kinanku,"ucap Defan semakin yakin,ia mengambil tangan Kinan lalu ia genggam.   Kinan masih berusaha melepas genggaman tangan Defan,ia menggeleng."Tidak aku bukan Kinan yang kamu maksud, tidak bukan,aku bukan dia."Kinan melepas paksa tangan Defan dari genggamannya lalu ia berbalik dan lari ke kamarnya.   Defan menatap pada jubah sutra Kinan yang teronggok di lantai,di ambilnya kain itu lalu segera ia menyusul Kinan ke kamarnya.   "Kinan,apa yang kamu lakukan?"tanya Defan saat ia melihat Kinan memasukan pakaiannya ke dalam koper.   "Aku mau pergi dari sini,"ucap Kinan yakin,dia terus saja memasukan pakaiannya ke dalam koper tapi dengan cepat Defan kembali mengeluarkannya.   "Tidak akan aku biarkan kamu pergi dariku lagi."   "Defan aku mohon biarkan aku pergi,"ucap Kinan memohon.   "Tidak akan,"ucap Defan sambil menahan bahu Kinan agar menghadapnya."Kamu tidak boleh lari lagi dariku."   Kinan menggeleng."Tidak,aku mau pergi."   "Tidak akan Kinan, susah payah aku menemukanmu,tidak akan lagi aku biarkan kamu pergi lagi dariku."Defan menarik Kinan dalam pelukannya.   "Ah ... lepas,"ucap Kinan mendorong tubuh Defan hingga pelukannya terlepas."aku akan tetap pergi."   "Ingat Kinan kamu terikat kontrak denganku,kamu tidak bisa pergi dariku."   Kinan tetap menggeleng."Aku tidak peduli dengan jebakanmu itu,aku tidak mau jatuh pada lubang yang sama.Aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama lagi,tidak."   Mata Defan menatap tajam Kinan."Apa katamu?Kesalahan?"   Kinan manatap takut pada Defan yang terlihat menahan emosinya. Ia menggeleng,lalu melangkah mundur.   "Tidak tahukah kamu jika apa yang kamu sebut kesalahan itu telah menyiksaku selama bertahun-tahun."Defan semakin maju sementara Kinan semakin mundur."Kamu mau pergi kan,pergilah aku bebaskan kamu dari kontrak itu."   Kinan menelan paksa salivanya,ia mendunduk melirik pada kopernya, lalu ia ambil jubahnya dan memakainya lalu menutup kopernya, segera ia berbalik menuju pintu,ia ingin segera pergi dari tempat ini.   Brakkk... Kinan tersentak karena tiba-tiba pintu di depannya tertutup lalu di kunci oleh Defan dan melempar asal kunci itu sembarang.   "Ke ... kenapa, a-apa maumu?"tanya Kinan takut.   Defan menyeringai."Kamu tahu mauku Kinan."   Kinan menggeleng."Tidak Defan, kamu sudah membebaskanku dari kontrak itu tadi."   Defan tersenyum.”Ya aku membebaskanmu dari kontrak itu,tapi aku akan mengikatmu dengan cara lain."Tanpa menunggu Defan langsung membopong Kinan seperti karung beras.   "Aaa... Defan turunkan aku,"teriak Kinan semakin panik saat Defan membawanya ke ranjang.   Bruggg... "Ah ...."Kinan terpekik karena Defan tiba-tiba meleparnya ke ranjang, segera ia menopang tubuhnya dengan sikunya lalu perlahan mundur."Defan aku mohon jangan."   "Kenapa kamu takut sayang?Kita pernah melakukannya sekali,tidak masalah kita mengulanginya lagi."   Kinan menggeleng,sungguh ia benci hal ini,bertahun-tahun ia membentuk diri dan pikirannya untuk melupakan kebodohannya di masalalu.Dan saat ia bertemu kembali dengan Defan saat di jalan waktu itu saat itulah ia kembali mengutuk takdir Tuhan karena kembali membawanya ke dalam masalalu yang susah payah ia lupakan. . .myAmymy
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN