Defan buru-buru memasuki kantornya, ia benar-benar di buat pusing pagi ini, Irene mengirim pesan padanya jika dia sudah berada di kantornya. "Sial, aku belum punya cara mutusin dia tanpa nyakitin bunda dan yang lain."Lirih Defan di dalam lift. Ting.... Begitu pintu lift terbuka, Defan segera berlari menuju ruangannya. Ceklek... Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan hanya hening di sana. Tak ada Irene seperti yang gadis itu sampaikan di pesan. Segera ia mengambil ponselnya dan menelpon Irene. "Hallo... Kamu di mana? " "Maksudnya? " ""Jangan main-main Irene, aku sudah di kantor. " "Seriously...hahaha... Aku tak menyangka kamu begitu tak sabar bertemu denganku sayang." "Maksudmu? Kamu berbohong. " "Hahaha, sudah ya, aku mau bertemu dokter lain d