Bab 28

1618 Kata

Aku tidak main-main dengan ucapanku. Malam itu juga aku langsung mengakses nomor w******p Mas Indra. Meskipun sebetulnya aku malas melihat isi chat mereka yang menyebalkan itu. Sekilas kulihat deretan itu sangat panjang. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Mas Indra sudah terlelap ketika sebuah notifikasi pesan masuk ke whatsappnya. Pesan dari seseorang yang sedang kubenci namanya---Lela. [Mas, besok jemputnya di Cafe Seroja saja ya! Mas Ardi masih shift malam soalnya jadi gak bisa jemput aku! Sekalian ada yang mau aku obrolin bentar!] tulisnya. [Ok, nanti aku bookingkan mejanya takut penuh,] tulisku. Kesempatan emas ini akan kugunakan untuk membuatnya jera. [Eh, tumben balesnya cepet. Biasanya pesanku kamu anggurin!] emoticon tersenyum berhiaskan hati dikirimnya. Ceh, me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN