BAB 36

1552 Kata

POV AUTHOR "Terus nanti aku tunjukkin sama Bu Romlah dan tetangga-tetangga lainnya, meski cerai dari Mas Dermawan aku bukan orang kere seperti pikiran mereka, duh gak sabar nunggu besok,” batinnya sambil tersenyum-senyum sendiri. “Beli perhiasan apa ya bagusnya?” Wanita itu membayangkan sesuatu yang menurutnya indah, bergengsi dan bisa menaikkan harga dirinya akan segera datang---uang. Malam itu ditutup dengan indah dan penuh senyuman. Pagi menjelang, Bu Minah bergegas mandi dan mengenakan pakaian terbaiknya. Rencananya sore itu sepulang dari rumah sakit dia akan langsung berangkat ke toko perhiasan. Semoga uang tiga puluh juta itu akan segera ditransfer ke rekeningnya. Dia pergi ke dapur, tidak peduli dengan sekat yang dibuatkan oleh Sabar. Dia melihat meja makan dapur Riana. Namun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN