"Wah...bercandanya ngerii bener Tar..!!!
Bisa diamuk satu kampus dan di usir gue Tar kalo sampe jadi cewek lu..." Jawab ku dengan cemberut ke arah Aftar. Ya kali cowok most wanted ini mau pacaran sama aku, Baru deket aja nih kayak bertemen gini aja , udah enggak keitung aku dapat tatapan tajam dari fans nya Aftar.
"Ngeri gimana sih ,Ra?" Wajah Aftar sekarang berubah sangat serius, aku menjadi merasa bersalah dengan tatapannya itu, Tunggu ,tapi kan aku enggak bikin kesalahan sama Aftar, kenapa ngerasa bersalah ya??
"Gimana enggak ngeri sih,Tar?? Fans kamu itu banyak, eh bukan banyak deh tapi buanyak buanget" ucapku sambil nyengir enggak jelas."Bisa - bisa abis aku di rujak sama fans garis keras lu ,Tar"
"Ha...haha..haaa" suara tertawa Aftar mendengar apa yang aku ucapkan.
"Enggak salah lu ngomong gitu ,Ra??" aku yang kurang paham dengan ucapannya, mengernyitkan dahi ku dan menaikkan satu kelopak mataku.
"Kenapa Ra?? Lu enggak Paham?" ku anggukkan kepalaku dan dibalas senyuman manis Aftar.
"Ra..Ra...lu kan most popular ladies di kampus , yang ada nih gue bisa diajak sparing terang - terangan sama fans lu dah"
"Wah...penghinaan kalo gini mah!!! mana ada most popular ladies bentukan kayak guwe gini sih ,Tar?? Lu kalo mau nyenengin hati gue jangan pakai kata - kata dusta lah, Tar!!!kasian nih hati" Ucapku sambil membuka tas untuk mengambl HP karena ada suara notifikasi.
"Susah Ra ngomong sama lu tuh, Gue serius Ra!!!"
"Gue juga serius Tar" balas ku sambil merapikan barang kumasukkan ke dalam tas.
"Tar, adik gue ada di sekitar sini, gue balik sama adek gue enggak apapakan?
" adek ku ini emang top bangget deh, kayaknya feelingnya tajam bnaget, tau aja kalau aku butuh pertolongan. belum sempat Aftar menjawab,Terdengar suara dari Hp ku tertera nama adekku tersayang, kugeser warna hijau dilayar Hp
"Aftar, aku duluan yak, makasih banget traktiran nonton dan es krim nya, next giliran gue yang traktir lu ya!!adek gue udah ada di depan" aku berdiri dan merapikan pakaian yang sedikit kusut karena duduk terlalu lama
"Bye..bye...see you" kulambaikan tangganku ke Aftar
"Hati-hati Ra" Tanpa menjawab kuacungkan jempolku kemudian berjalan ke arah lobby. Tanpa ku sadari sejak tadi ada yang memperhatikan ku dari tadi.
"Ra...Raina.."mendengar namaku dipanggil aku menengok ke arah sumber suara, ku kernyitkan dahi melihat Mas Adis memanggilku dengan ekspresi yang menurutku kelihatan marah.
"Loh Mas Adis, kebetulan banget mas ketemu disini"
"Kamu sama siapa Ra?"
"Tadi sama temen mas, tapi ini udah mau pulang, udah di jemput sama Reino.Mas Adis baru sampe atau gimana?"
"oughh di jemput Reino, Tumben?"
"Iya Mas, Reino abis bikin KTP plus SIM , Ceritanya mau pamer ke aku gitu mas. "balas ku dengan senyum cengiran, kulihat wajah Mas Adis sudah bersahabat lagi enggak kayak tadi waktu manggil namaku." Aku duluan ya Mas, bisa ngamuk kalo Reino nunggu lama"
"Ya,,,Hati- hati Ra" Balasnya
Ku langkahkan kaki ku kembali menuju lobby dimana Reino sudah menunggu. "Sory Dek ,lama,tadi ketemu temen enggak sengaja ,jadi ngobrol bentar"
"Santai kak, yok naik" lekas ku naik di belakang Reino setelah memakai helm yang diberikan adikku itu. Reino itu type manly banget, beruntung sekali nanti cewek yang akan dipilihnya..aishhh pikiran macam apa ini yang ada di otak ku.
"Makasih Dek, Ahhh rasanya pengen juga gue bawa motor sendiri,Dek!!!tapi apa mama bakal ngijinin ya??" ucapku setelah sampai dirumah kepada Reino.
"Sesekali enggak apapa kak, lu bawa kendaraan sendiri, asal jangan setiap hari, pasti mama bakal was-was banget kalo lu bawa kendaraan"
"Iya sih,Dek. tapi naik kendaraan umum juga enak Dek. enggak mikirin parkiran,,,heheheheh"
"Serah lu lah kak, gue mau ke kamar ,mau mandi gerah banget". Setelah Reino pergi, aku ke arah dapur, enggak ada mama sepi juga ya rumah...ahh jadi kangen mama. Dari kemaren mama nemenin ayah yang sedang keluar kota, sekalian quality time kata mama sih, Romantis sekali orangtuaku ini, biarpun usia tak muda lagi,aku berharap kelak rumah tanggaku juga seperti kedua orangtuaku,saling menjaga sampai tak lekang oleh waktu...ahhh aku kenapa hari ini otaknya melalang buana sejauh ini sihhh. Lebih baik aku mandi saja biar otak ku juga ikut fresh.
Mentari menampakkan hangatnya utuk bumi ini, cahayanya masuk melalui celah- celah kamar ini. memaksaku untuk segera membuka mata dan bersiap untuk beraktifitas. Karena hari ini aku ke kampus jam sepuluh jadi bisa sedikit bersantai. Setelah membersihkan badan d kamar mandi, aku keluar ke arah meja makan ,kulihat Reino sudah bersiap untuk ke sekolah.
"Dek"
"Baru bangun lu?? enggak ngampus?"
"Siang ke kampusnya, jadi bisa nyanta dulu"
"Lu , mau bawa kendaraan kak?"
"Enggak ah...naik umum aja, kenapa?"
"Soalnya gue ada kegiatan di sekolah ,kemungkinan enggak bisa jemput nanti"
"ohhh gitu....santai aja dek ,angkutan umum banyak ini, kalo enggak ya naik ojek online kalo dah mepet"
"ya udah, gue berangkat dulu ya kak"
Setelah Reino pergi dan sarapan ku selesai ,kurapikan meja makan, kemudian memcuci bekas makan ku tadi.Biarpun di rumah ada Bibi, mama selalu mengajarkan kami untuk merapikan sendiri bekas makan atau kamar tidur kami sendiri, tugas bibi membantu kita bukan mengerjakan semua pekerjaan kita. Setelah semuanya rapi, aku kembali ke kamarku. Saat aku sedang bersiap, terdengar suara ketukan pintu dan terdengar suara Bibi.
"Ya Bi, masuk aja"
"Kak, dibawah ada Mas Adis, nyariin kakak"
"Hah...siapa Bi?" Bukan aku enggak denger apa yang di ucapkan Bibi, tapi untuk memastikan pendengaranku enggak salah aja.
"Mas Adis ,Kak..udah nunggu dari tadi dibawah, tadinya enggak mau bibi panggilin langsung , tapi kasian nungguin kakak enggak turun-turun. jadi bibi ke kamar kakak aja deh". Wah tambah bikin kaget lagi nih ucapan bibi, lah kalau udah dari tadi kenapa enggak langsung manggil sih?? anehh.
"Oke deh bi, sebentar lagi aku turun, bibi duluan aja, ini bentar lagi selesai kok" sewaktu bibi ketuk pintu tadi aku sedang make up tipis- tipis biar enggak kelihatan pucat dan terlihat segar. begitu selesai aku ambil tas dan HP tanpa mengeceknya dahulu, aku turun ke bawah, dan kulihat Mas Adis sedang meminum kemungkinan Teh yang di suguhkan Bibi.
"Mas" mas Adis nengok ke arahku dan tersenyum...alamak senyum mu mas,,,melemahkan hati ku
"kenapa enggak ngabarin kalau ke sini?"
"coba di cek dulu HP nya nona" Ucap Mas Adis dengan nada memerintah. aku buka Hp ku dan ternyata ada panggilan tak terjawab dan pesan Wa dari Mas Adis. k****a pesannya yang mengajak berangkat ke kampus bareng dan jemput ke rumah. merasa enggak enak dan bersalah aku.
"Maaf Mas, aku enggak nge- cek hp dari tadi"
"ehmmm sudah ku duga.."
"He,,,,hee ...maaf ya mas" kutangkupkan kedua telapak tanganku
"udah mau berangkat sekarang atau masih nanti?"
"Sekarang Mas, aku ada kelas jam sepuluh. Mas Adis ada kelas jam berapa?"
"Nanti jam sebelas sih Ra, tapi ni ada urusan ke BAK dulu, Ya udah yok berangkat" ucap Mas Adis sambil ngelihat ke jam tangannya
"aku bilang ke bibi dulu ya mas" Mas Adis menganggukkan kepalanya, aku berlalu ke arah dapur memanggil bibi . Setelah berpamitan, aku dan Mas Adis keluar langsung menuju ke Kampus dengan mengendarai motor besar milik mas Adis. Ada gelenyar aneh di d**a ini setiap berdekatan dengan Mas Adis, Ada rasa bahagia namun juga ada rasa takut juga. semua hanya aku simpan di hati tanpa ada niat untuk aku ungkapkan.
"Adis..Adis..." terdengar Suara cewek memanggil nama Mas Adis setelah kami sampai di parkiran kampus . Aku dan Mas Adis menengok ke arah sumber suara bersamaan.
Deghhh.....dia...
bersambung