Melamar

1912 Kata

"Kalau udah siap, jangan nunggu lama-lama lagi," tutur ibunya. Hasan menghela nafas mendengar ucapan itu. "Abang aja duluan." Ibunya terkekeh di seberang sana. "Kau ini. Abang kau belum punya katanya." Hasan tertawa. Terakhir yang membicarakan perempuan itu, siapa? Itu si Vania, yang pernah mengejar-ngejar Husein tapi Husein malah ketakutan. Gadis itu sangat cantik tapi asnagat agresif. Bukannya tak suak, Husein segan dan merasa aneh. Lagi pula, gadis itu adalah anak bos besarnya. Mana mungkin Husein berani? "Ya kan siapa tahu." "Duluan aja. Abang kau tak akan marah. Kalau kalian saling bertunggu-tunggu begini, kapan nikahnya?" Hasan tergelak lagi. Ia iyakan saja tutur kata dari ibunya dari pada berbuntut lebih panjang. Perempuan itu kalau mengomel, panjangnya bisa lebih dari gerbong

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN