"Cucu ...." Kata-kata itu terus saja terngiang-ngiang dalam pikiranku ketika aku sedang mencuci beras. Aku menyadari, pernikahanku dengan kak Adrian bukan pernikahan yang sebenarnya. Tak ada proses pendekatan, jatuh cinta, seperti pasangan menikah pada umumnya. Bagiku ... menerima pernikahan ini saat itu adalah keputusan besar. Aku tau, jika kak Adrian juga tak bermaksud untuk menikahiku saat itu. Melainkan karena kedatangan pak RT sebagai perwakilan dari desa yang menodong kami. Hal itu yang pastinya membuat kak Adrian ingin segera menyelesaikannya tanpa mengundang pertanyaan lain di benak mereka. Sehingga ia mengambil sebuah keputusan dengan berkata akan menikahiku secara siri. Kak Adrian memang bukan tipe yang melakukan sesuatu berdasarkan emosi. Ia akan memikirkan matang-matang,