Apa yang kukatakan tadi siang itu benar-benar memalukan. Aku amat sangat mati kutu dan tidak bisa menjawab dengan satu patah kata pun pertanyaan dari kak Adrian. "Jadi ... apa kau lebih menyukaiku daripada Andra?" Aaaah ...! Bisa gila. Kata-kata itu terus terngiang-ngiang. Lagipula, kenapa juga sih, aku mengatakan kalau kak Adrian lebih baik dari kak Andra? Padahal tadinya semua itu cuma terjadi di dalam hati. Sialnya ... aku terus teringat-ingat. "Teh Una ...!" Sebuah teriakan kudengar dan Sumi berlari menghampiriku. "Jangan ngelamun terus jalannya. Masa dari tadi udah dua kali ketinggalan. Ayo, Teh. Ada Adista sama temen-temennya nungguin di depan sana!" Sumi mengomeliku dari tadi. Kami sebenarnya sedang melakukan tea walk. Kebun teh terhampar di sekitar kami dengan begitu asri,