Saat aku kehilangan kenyataan yang sesungguhnya. Saat emosiku semakin menumpuk seperti sammpah. bersama harapan yang sudah hancur di belakang, aku berjalan di bawah butiran darrah yang jatuh dari langit hitam. Semua yang kumiliki sudah hancur, tak ada yang bisa kulihat selain kekacauan. Semua yang bisa kuanggap kenyataan telah hancur di depan mata. Terempas dan bergulir seperti debu musim panas yang selalu masuk ke dalam mata, lalu membuatku menangis karena perih. Ya, perih .... Semuanya terasa sangat menyakitkan saat aku tahu, tak ada apa pun lagi yang bisa kuharapkan. Dan tak pernah ada seorang pun lagi yang masih mencoba untuk berharap. Disetiap sudut yang kulihat hanyalah kegelapan. Hanya kesunyian abadi bersama jeritan yang kadang terdengar pilu. Dan dalam kesunyian yang menya