Wenny sontak menoleh, juga Nevan yang ikut menoleh ke arah suara yang memanggil kakaknya. “Oh, Natta.” Wenny sekilas melirik perempuan di samping Natta. “Kenalin. Ini Fiza, temanku,” ujar Natta yang menyadari Wenny yang melirik Fiza. Wenny awalnya ragu menyalami, tapi akhirnya dia menyalami teman Natta tersebut. “Fiza,” ucap Fiza dengan senyum lebarnya. “Wenny.” Wenny terperangah hebat, tanpa disangka Natta mendekati dan menyalami Nevan juga menanyakannya. Mobil yang menjemput Wenny dan Nevan sudah berhenti, yakni sebuah sedan hitam mewah dengan plat nomor khusus. Natta dan Fiza saling melempar senyum penuh makna, keduanya langsung menyadari bahwa Wenny dan Nevan bukan anak-anak dari kalangan biasa. “Kami duluan,” ujar Wenny yang sudah duduk di dalam mobil, Nevan juga sudah du