Chapter 29 Shaneen sudah mendaratkan pantatnya di atas kursi kerja Yasa. Ia terlihat sangat relaks tanpa beban. Jika saja Yasa tak melihat sendiri saat di mana Shaneen down, Yasa mungkin tak akan percaya kalau istrinya itu dalam kondisi tidak terlalu sehat mental. “Jadi apa kejutannya?” Shaneen mengarahkan pandangan pada sang suami. “Nungguin banget ya? Jadi kalau kejutannya nggak ada gue nggak boleh ke sini?” “Aku nggak bilang gitu.” “Terus tadi itu..” Yasa menghela napas. Ia tak menjawab lagi karena sepertinya apapun jawaban yang Yasa berikan, akan tetap salah di mata Shaneen. “Kenapa diem?” “Aku harus ngomong apa?” “Jadi lo nggak mau ngobrol sama gue? Kenapa? Nggak seru ya ngobrol sama gue?” Lagi. Yasa membeku sesaat. “Kamu mau minum apa?” Yasa alihkan obrolan. “