Juwita Wardani dan Jelita Ayu Wardani. Mendapati nama yang ada di potret kartu keluargaku tersebut membuatku menghela nafas panjang. Bahkan dari nama pun sudah terbedakan. Terkadang terbersit satu keinginan untuk pergi selamanya dari rumah karena aku enggan melihat kasih sayang berlebihan yang diberikan orangtuaku kepada Jelita. Benar Papi dan Mami tidak memukulku atau menganiayaku, tapi mendapati aku diabaikan, dipaksa mengalah dan dipaksa menyaksikan betapa berbedanya Jelita dalam diperlakukan. Bak seorang tuan putri yang tidak boleh kesusahan maupun terluka. Dan jika kalian bertanya apa yang membuatku bertahan di tempat mengerikan tersebut sementara aku sudah bisa mandiri dalam segala hal, maka jawabannya adalah Nenekku. Ibu dari Papi tersebut adalah satu-satunya orang yang peduli ke