Satu
Holaaaa/Holaaaa
Ikuti juga yuk kisah baru Mamak
Kisah si kakak kembar Juwita dan adiknya Jelita.
Idk gimana kedepannya, tapi semoga segala hal yang Mamak tulis bisa menghibur kalian ya
Happy Birthday, Arjuna Sayang.
Semoga tambah dewasa dan buruan lamar aku, ya.
Kembali aku melirik kue ulang tahun yang berdasar brownies coklat kesukaan pacarku tersebut, seperti orang sinting aku tersenyum sendiri membayangkan wajah terkejut dan bahagianya nanti saat dia melihatku datang di hari jadinya yang ke 27 tahun ini karena setahu Arjuna, kekasihku, aku memang ada jadwal flight ke Bali karena pekerjaanku sebagai pramugari di sebuah maskapai yang beroperasi di dalam negeri, tapi Arjuna tidak tahu jika aku mengambil cuti khusus untuk bisa memberinya kejutan di hari bahagianya ini.
1,5 tahun berpacaran bagiku bukan waktu yang sebentar, berawal dari Arjuna yang merupakan seorang arsitek seringkali mondar-mandir untuk urusan pekerjaan dengan maskapai tempatku bekerja berujung dengan perkenalan hingga akhirnya aku menerima pernyataan cintanya untuk sebuah hubungan yang lebih serius.
Jika kalian bertanya apa aku mencintainya? Entahlah, di usiaku yang ke 25 tahun ini aku tidak benar-benar mengerti apa itu yang disebut cinta karena saat Arjuna mendekatiku, dia memiliki segala hal yang aku inginkan dari pria di dirinya. Wajah tampan, proporsi badan yang oke, pekerjaan mapan, penghasilan stabil, masa depan cerah, dan yang membuatku paling mempertimbangkan Arjuna adalah dia tidak jelalatan seperti kebanyakan pria yang mendekatiku hanya karena berpikiran jika seorang Pramugari itu adalah escort di atas awan yang bisa dihargai dengan dollar maupun rupiah.
Entah itu disebut cinta atau rasa nyaman belaka, namun aku merasa jika untuk hubungan jangka panjang, Arjuna adalah sosok yang pas. Kami sudah berpacaran cukup lama, dan apa lagi tujuan kami berdua saat menjalin hubungan selain menikah. Satu-satunya cara untuk aku bisa keluar dari rumah yang sudah seperti neraka.
Kembali ke kue brownis dan juga bayangan wajah sumringah Arjuna, aku fokus pada jalanan, enggan untuk memikirkan rumah dan segala masalah yang ada. Untuk menyempurnakan kejutanku, aku sudah memikirkan segalanya dengan masak-masak. Jika biasanya aku akan main ngeloyor saja kali ini aku memarkirkan mobil yang sudah aku lunasi dua bulan kemarin di pos satpam. Tidak apa berjalan sedikit untuk membuat kejutan makin sempurna.
Senyumku mengembang, untuk terakhir kalinya sebelum aku turun aku mematut bayanganku di cermin. Banyak orang yang mengatakan jika aku cantik, namun aku lebih memilih kata menarik untuk dilekatkan pada diriku. Saat merasa penampilanku sudah sempurna tanpa makeup yang berlebihan, aku akhirnya turun meninggalkan mobilku di pos satpam untuk berjalan menuju rumah Arjuna, hebat bukan pacarku itu, usia 27 tahun tapi dia sudah memiliki tempat tinggal sendiri. Definisi mapan idaman.
"Mbak Juwita, loh kok Mbak ada disini, sih?"
Pertanyaan dari Pak Pardi, satpam komplek yang memang sudah sangat hafal dengan wajahku membuat langkahku terhenti. Kernyitan muncul di wajah beliau saat melihatku sekarang, bahkan aku bisa melihat jika beliau tengah ketakutan. Sungguh, mendapati reaksi Pak Pardi ini membuat rasa antusias yang menyalurkan euforia bahagia seketika menguap. Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi merusak hariku yang indah ini. Dan benar saja, saat Pak Pardi menjelaskan dengan wajah paniknya, seketika hatiku mencelos dengan perasaan kecewa.
"Mana bawa mobil lagi. Bukannya satu jam yang lalu Mbak Juwita baru saja masuk ke dalam sama Mas Juna barengan satu mobil? Kapan keluarnya, Mbak? Jangan bikin saya takut ahhh Mbak."