Wijaya menatap istrinya dengan penuh hasrat. Rasanya dia sudah tidak sabar ingin memeluk Sekar dan menuntaskan semua malam ini juga. "Diajeng...." bisiknya mesra. "Saya belum siap, Raden," jawab wanita itu gemetaran. Entah mengapa dia menjadi begini. Harusnya Sekar senang karena telah menjadi salah satu bagian dari keluarga keraton. "Jangan begitu, Kar. Kangmas sudah menantikan ini sejak lama. Sejak kita sama-sama mulai dewasa," kata Wijaya sedikit kecewa. Lalaki itu tak mau malam ini gagal. Semua usaha yang sudah dia lakukan akan sia-sia jika sampai Sekar menolak. Ya semua usaha, salah satunya dengan menyingkirkan Kamandanu. Sehingga, dia tak punya saingan untuk mendapatkan Sekar. Wijaya menyusun semua dengan rapi agar itu terlihat seperti penculikan atau aksi balas dendam kelompok