Kamandanu bergegas memasuki penginapan setelah mengembalikan kuda. Laki-laki itu bukannya tidak tahu jika sejak keluar dari keraton tadi, dia diikuti oleh beberapa orang. Napasnya memburu ketika tiba di depan pintu, lalu mengetuknya pelan. "Panglima!" teriak Handaru karena terkejut dengan kedatangan Kamandanu yang tiba-tiba. Tanpa berucap, Kamandanu bergegas masuk dan langsung menutup pintu. Tubuhnya seketika luruh ke lantai karena rasa lelah yang teramat sangat. "Ada yang mengikutiku. Baiknya kamu bersembunyi," saran Kamandanu ketika Handaru mengambilkannya segelas air. "Siapa?" "Prajurit keraton. Mereka mencurigaiku," jelas Kamandanu sembari meneguk air dengan cepat. Napasnya naik turun, sementara peluh tak berhenti menetes hingga seluruh bajunya basah. "Kenapa bisa?" "Mereka curi
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari