Pemuda berahang tegas itu terlihat memarkirkan motornya di depan sebuah Kafe sembari menyampirkan helmnya pada spion motor. Ia menaikan alisnya tinggi dengan melangkah masuk ke arah pintu. Ia menepi saat beberapa pengunjung melangkah keluar dari sana. Setelah orang-orang itu pergi, ia pun kembali masuk dan langsung mengantri di konter kasir. Tatapannya tertuju pada menu board di atas sana. Satu-persatu menu ia baca dengan berusaha mengingat namanya. Ia kembali bergeser ke samping, ke tempat nama-nama minuman yang berwarna-warni itu. "Silahkan, mas!" Pemuda yang tidak lain adalah Maliq itu pun melangkah maju dengan menyebutkan pesanannya. "Take away ya, mbak." Katanya pelan membuat mbak kasir mengangguk ramah. "Minumannya, mas?" "Gak." Gelengnya dengan nada datarnya lalu merogoh dompet