Bibit Pelakor

2116 Kata

Bintang terlihat duduk memangku dagu dengan tangan di depan meja belajarnya. Tatapannya mengarah ke luar jendela memandangi deras hujan yang seakan tidak ada tanda untui reda. Sesekali suara petir bersahutan di atas sana seakan mengisyaratkan kalau dunianya sedang tidak baik-baik saja. Kelopak matannya makin menyayu saat hembusan angin badai itu menerpa lembut wajah tampannya. Percikan air hujan yang masuk lewat celah-celah jendela kamarnya pun membuat ia sesekali mengusap wajahnya dengan punggung tangan. Bahunya melemas, kepalanya tertunduk dalam dengan helaan napasnya yang berulang kali terdengar. Berusaha melepaskan beban berat yang menghantam dadanya, yang membuatnya kesulitan bernapas dan menjalani hari-harinya seperti biasa. Beberapa hari yang lalu, mamanya menemuinya di dalam kam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN