Alvaro mendengkus kasar sembari bergerak tidak tenang. Pemuda jangkung itu menatap lurus pintu masuk yang dijaga oleh dua makhluk berbadan besar itu di depan Club. Ia tidak bisa masuk ke dalam sana karena tidak punya akses atau undangan sebagai tamu, sedangkan Arseno punya. Jadi, cowok itu harus menunggu di luar dengan cemas. Pemuda itu kembali menggigit bibir, Arseno sudah hampir sejam masuk di dalam sana. Tapi, nyatanya pemuda itu belum keluar dan berkabar padanya. Ia pun berusaha menerobos dua bodyguard tadi membuat kedua penjaga itu sontak mendorongnya kasar sampai ia terpental di dekat aspal. Alvaro meringis kecil sembari beranjak, "bentar aja deh, bang. Gue cuma mau lihat saudara gue di dalam. Takutnya kenapa napa," mohonnya dengan berusaha melongokan kepala ke pintu masuk. "Gak b