"Lahirkan anak untukku, maka akan ku beri imbalan sebesar 1 juta dollar."
Zea terperanjat. Bola matanya melebar mendengar penawaran yang baru saja ia terima.
Zea Verona adalah seorang akuntan muda yang baru saja di PHK dari sebuah perusahaan multinasional. Karena terdesak dan butuh biaya besar untuk pengobatan sang ibu yang harus cuci darah setiap minggunya, ia pun meminta bantuan kepada salah satu teman untuk dicarikan pekerjaan.
Adalah Renata Roland, seorang make up artist ternama yang juga merupakan teman dekat Zea, memberikan penawaran amat sangat menggiurkan.
"Ayolah, Zea. Coba saja temui Jane. Dia sangat membutuhkan orang pintar dan jenius sepertimu. Aku yakin, pasti kau akan tertarik dengan penawaran yang nantinya akan ia beri."
Renata menyebutkan bahwa Jane Amora yang seorang model papan atas tengah mencari wanita single, pintar dan juga berpenampilan menarik untuk diajak kerja sama.
Pikir Zea, Jane ingin mencari partner untuk diajak berkolaborasi atau paling tidak menjadi asistennya. Tapi, setelah membuat janji dan melakukan pertemuan, ia malah dibuat terkejut dengan penawaran dan juga permintaan tidak biasa yang Jane sodorkan kepadanya.
"A-apa? Melahirkan bayi untuk Anda?"
Jane menyeringai. Perempuan itu langsung mengangguk penuh yakin. Membenarkan pertanyaan Zea yang tampak jelas seperti orang kebingungan.
"Iya. Kau tidak salah dengar. Aku juga akan menanggung seluruh kebutuhan dan juga biaya perawatan saat kau mengandung nantinya."
Zea menatap tidak habis pikir. Seumur hidupnya, baru kali ini ia di hadapkan dengan penawaran konyol dan tidak masuk akal.
"Kenapa? Kau masih bingung?" tanya Jane seolah dapat membaca ekspresi yang Zea tunjukkan.
"Begini..." sambung Jane. "Aku dan suamiku Edgar Cullen sudah tiga tahun ini menikah. Dan suamiku rasa, sudah saatnya tahun ini untuk kami memiliki anak."
"Lantas, kenapa tidak Anda saja yang mengandung dan melahirkan?" sela Zea buru-buru.
Ia bertanya penuh heran. Lagi pula, dari matanya Zea dapat melihat Jane dan sang suami adalah sosok sempurna dan tampak sehat.
Zea tahu benar Jane dan Edgar adalah pasangan yang berparas menarik dan juga berasal dari kalangan atas. Apalagi si pria memang dikenal publik luas sebagai pebisnis besar, bahkan tersohor. Tapi, kenapa terdengar lucu dan konyol ketika keduanya malah mencari orang lain untuk melahirkan keturunan mereka.
"Aku yakin, kau mengenal siapa aku sebenarnya. Sebagai seorang model terkenal, aku dituntut untuk terus berpenampilan menarik. Aku yakin kau pasti tahu bahwa mengandung, melahirkan, dan menyusui dapat merusak penampilan. Itu sebabnya, aku mencari seorang wanita yang jelas latar belakangnya untuk melahirkan keturunan kami."
Di sebelah Jane, pria tampan yang merupakan suami perempuan itu tampak menatap dingin ke arah Zea. Sejak tadi, tidak satu patah kata pun keluar dari bibirnya. Hanya tatapan menelisik. Persis seperti singa yang siap siaga menerkam mangsanya kapan saja.
"T-tapi, kenapa harus aku?"
"Karena menurut Renata, kau orang yang tepat. Lagi pula, aku juga sudah menyelidiki latar belakangmu. Itu sebabnya, aku dan Edgar yakin kau adalah perempuan yang cocok untuk mengandung calon bayi kami."
Jane tersenyum. Ia tatap lekat Zea yang bergeming di posisinya. Jane tahu, Zea pasti masih bingung dan belum bisa begitu saja menerima penawarannya.
"Jangan khawatir..." ungkap Jane santai. Sekali lagi ia berusaha untuk meyakinkan. Berharap bujuk rayu yang ia beri, berhasil membuat Zea luluh lalu setuju. "Kami berdua akan memberimu uang yang jumlahnya tidak sedikit."
"Bagaimana caranya aku melahirkan anak kalian?" Zea langsung memberikan respon.
Jane lantas mengulum senyum. Kembali menatap lekat, perempuan itu memberikan jawaban dengan santai.
"Tentu saja dengan proses bayi tabung. Anggaplah aku dan Edgar menyewa rahimmu untuk kemudian dititipi calon bayi kami hingga tiba waktunya untuk dilahirkan."
Zea terdiam. Ia tahu benar proses bayi tabung membutuhkan biaya yang amat besar.
Dari penjelasan Jane, Zea menangkap point penting bahwa ia harus meminjamkan rahimnya untuk menampung calon bayi dari kedua orang di depannya itu.
"Bagaimana?" kejar Jane seolah tidak sabar. "Aku tahu dari Renata kau butuh uang dalam jumlah yang banyak. Sekali lagi jangan takut, saat ini juga aku akan memberikanmu dua ratus ribu Dollar sebagai tanda jadi. Sisanya, akan aku bayar dalam dua tahapan. Yang pasti, selama bekerja sama, aku pastikan kau tidak akan kekurangan apa pun itu."
Zea semakin dilema. Di satu sisi, ia sangat butuh uang yang Jane tawarkan. Tapi, di sisi lain, hatinya masih bimbang menerima penawaran gila tersebut.
Bayangkan saja, ia yang masih muda, masih perawan dan bahkan tidak memiliki pasangan, harus hamil dan mengandung bayi dari orang lain.
Namun, kesehatan Ibunya juga jauh lebih penting. Toh, selama ini dirinya banting tulang mencari pekerjaan karena ingin mencukupi seluruh biaya pengobatan sang ibu yang tidak sedikit.
"Bagaimana, Zea? Apa kau mau menerima penawaranku? Dan... aku minta saat menjalani proses kehamilan nanti, kau harus tinggal di rumahku."
"Jane!"
Pada akhirnya Edgar bersuara. Pria itu menoleh, kemudian menatap Jane sambil menggeleng berulang kali. "Kau berlebihan. Untuk apa membawanya ke rumah kita?"
"Oh, ayolah, sayang." Jane tersenyum. Ia usap lembut pipi Edgar sembari berusaha membujuk. "Dengan membawanya ke rumah, aku bisa mengontrol kondisinya dengan mudah. Aku harus memastikan bahwa dia dalam keadaan sehat dan juga terjamin segala sesuatunya."
"Kau sendiri bahkan jarang di rumah. Bagaimana caranya kau mampu mengontrolnya?"
Jane tersenyum lagi.
"Ada kau, Edgar. Kalau pun aku berpergian dan tidak berada di rumah, ada kau yang bisa bantu mengontrol kondisi Zea. Mau bagaimana pun, dia yang mengandung anak kita. Tentu kau wajib memastikan kondisinya dalam keadaan baik-baik saja, bukan?"
Edgar kehabisan kata-kata. Apalagi Jane menatapnya dengan penuh mohon agar permintaannya segera dikabulkan.
Beralih dari Edgar yang sempat melayangkan protes, Jane kembali menatap ke arah Zea. Memberi isyarat kalau dirinya butuh jawaban sekarang juga.
"Kesempatan tidak datang dua kali, Zea. Kalau kau setuju, aku akan langsung membayarmu. Jadi, buatlah keputusan yang menguntungkan."
Zea diam sesaat. Seolah berkejaran dengan waktu, ia berusaha untuk berpikir realistis.
"Baik, aku menerima penawaran kalian."
Pikir Zea, siapa lagi yang mampu memberikannya uang banyak. Walau bekerja di perusahaan bagus selama bertahun-tahun sekali pun, belum tentu gajinya bisa mencapai ratusan ribu apalagi jutaan dollar.
Dan sekarang, hanya cukup dengan mengandung dan juga melahirkan, ia bisa mendapatkan 1 juta dollar. Benar kata Jane, kesempatan tidak akan datang dua kali.
"Bagus," sahut Jane dengan senyum lebar. "Sesuai janji aku akan memberimu dua ratus ribu dollar saat ini juga. Setelahnya, aku akan mengurus surat perjanjian dan mengatur jadwal agar kita bisa bersama-sama pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan yang sudah aku pilih. Tapi, sebelum itu, aku mau kau segera berkemas."
"Berkemas?" Zea mengerutkan keningnya.
"Ya. Mulai malam ini juga kau harus pindah dan tinggal di kediamanku dan juga Edgar."