Bom Waktu

1445 Kata

Di pesta itu banyak sekali tamu penting, hingga setiap orang fokus dengan tujuannya sendiri. Alvano dan Agra pun sibuk mencari koneksi untuk menaikan kembali kualitas Universitas di pandangan orang-orang. Inara enggan merusak kesenangan mereka dengan rasa pusing yang tiba-tiba melanda, apalagi sang suami yang tengah berdiri tegap bicara dengan tamu. Tatapan sang Papa tampak bangga pada menantunya itu. “Gak boleh ganggu,” ucap Inara mencari seseorang yang mungkin bisa menyampaikan pesannya. Ada kakak iparnya yang berdiri sendiri di ujung koridor, Inara mendatanginya. “Mbak, aku mau ke hotel dulu ya. Agak gak enak badan, takut pingsan disini.” “Hmmm? Iya. Sama siapa?” “Mau pinjem supir punya Ibu di depan.” Inara pergi meninggalkan perempuan yang ternyata mabuk. Beberapa detik kemudia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN