Penjelasan

1828 Kata

“Pak Agra… dengar saya?” Sentuhan menariknya dari lamunan. “Iya, saya tunggu jadwal Bapak Mentri Perikanan.” “Mentri Pendidikan,” koreksi Hermawan. Beralih ke orang disampingnya. “Beliau yang paling banyak Lelah daripada keluarga Bramawijaya sendiri. Pasti sudah mendengarkan ceritanya ‘kan?” Hermawan tertawa karir. “Jadi tumbal disini.” “Keluarga Bramawijaya hanya kurang beruntung memiliki Dewan Pengawas yang sudah tua, ada korupsi saja tidak bisa terdeteksi. Imbasnya mereka yang menelan.” Perkataan maut Agra mengakhiri pembahasan. “Terima kasih atas malam ini.” Aben tidak diajak sebab kepergian ini mendadak. Bunga untuk Inara saja masih ada di mobil, sudah layu sebab panasnya basement. Ini tidak layak diberikan. Pertemuan ini memakan waktu berjam-jam, Hermawan sengaja mengajak lebih a

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN