Chapter 4

1176 Kata
C H A P T E R  4 "Jadi, bagaimana rasanya tinggal di bumi?" tanya Hale yang sejak tadi tidak tahan dengan kesunyian.   Sam berjalan di samping Irial. "Aku tidak tahu," jawabnya.   "Sam kehilangan sebagian ingatannya, dasar bodoh," caci Irial tanpa menoleh ke arah Hale.    Tidak ada suara dari Hale lagi dan setidaknya itu bagus. Karena memang seharusnya mereka diam dan tidak bersuara. Namun kemudian, Sam akhirnya yang mulai bicara.   "Apa kalian pernah merasakan sesuatu yang rasanya begitu dekat dengan kalian, tapi kalian tidak bisa menjangkaunya?" tanya Sam.   Irial hanya menoleh ke arah Sam sekali dan tidak mengatakan apa-apa. Hale juga begitu. Dan akhirnya, Jace yang menjawabnya. "Tidak, karena bagiku, semuanya ada dalam jangkauan. Karena yang terpenting adalah perasaan itu sendiri. Seberapa kuat kau merasakannya."   Kata-kata Jace membuat Sam berhenti seketika. Tapi bukan karena hal itu, dia mendengar suara dari arah reruntuhan di sisi kanannya. Irial juga menyadari hal itu dan memberi isyarat pada Hale dan Jace untuk berpencar.   Irial memimpin jalan Sam. Tentu saja Irial lebih berpengalaman dari Sam, bahkan dia tidak ingat bagaimana caranya menggunakan s*****a.   Sekarang Irial dan Sam masuk ke dalam sebuah bangunan tua yang setengahnya sudah hancur. Mereka berjalan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara. Kegelapan menembuat Iral dan Sam tidak bisa melihat siapa yang sedang berbicara. Tiba-tiba suara itu menghilang, seakan mereka menyadari kedatangan Sam dan Irial.   Beberapa detik kemudian kilatan cahaya menyambar Sam. Untungnya, Irial berhasil menangkis pedang yang hampir saja memenggal kepala Sam.   "Mundur ke belakangku," perintah Irial.   "Tidak, aku mungkin lupa cara menggunakan semua s*****a ini. Tapi kemampuanku tidak hilang." Sam mengambil senjatanya dan mengisinya dengan peluru.   Pria yang satu lagi muncul dan menembakkan senjatanya. Sam berhasil menghindarinya dengan berguling ke kanan. Irial melirik Sam dan kemudian mereka berlari untuk berlindung. Sedangkan kedua pria itu menatap mereka aneh. Jace dan Hale melemparkan bom asap yang di dalamnya sudah ditambahkan bubuk besi. Bubuk itu memang tidak akan mengenai jantung mereka, tapi setidaknya itu cukup untuk membuat mereka kehabisan tenaga dengan paru-paru dipenuhi bubuk besi.   Jace dan Hale melakukan tos dengan gaya aneh mereka, sambil tersenyum satu sama lain. Irial dan Sam muncul dari tempat berlindung mereka. Asapnya sudah menghilang dan sekarang mereka bisa memangkap kedua pria tersebut.   "Para pemberontak," gumam Hale.   "Apa yang mereka lakukan di sini?" tanya Jace sambil mengikuti Irial yang sedang berlutut dan mengikat kedua pria itu.   Sam memandangi kedua pria itu. Seolah-olah mereka mengincar Sam, dan dua kali Sam hampir terkena serangan mereka.   "Kau bilang kenapa mereka di sini? Lalu kalau mereka tidak di sini, kita berpatroli untuk apa?" tanya Sam   Jace, Irial, dan Hale menatap Sam bersamaan. Irial kemudian melirik Jace, seolah memintanya untuk menjelaskan.   "Kita berpatroli karena belakangan ini banyak jebakan dan bom digital yang dikendalikan dari jarak jauh. Secara teknis, kita di sini untuk menjinakkannya. Dan para pemberontak, biasanya tidak pernah sedekat ini dari The Cavity," jelas Jace.   "Kau! Kaulah yang mereka cari! Kau tidak pernah tahu kebenarannya jika kau tidak ikut dengan mereka," kata salah satu pria yang sejak tadi terus menatap Sam dengan matanya yang tajam.   Jace menyeret pria itu menjauh dari Sam. "Diamlah! Simpan kata-katamu di dalam penjara. Akan ada banyak orang yang mau mendengar omong kosongmu di sana."   Sam mengekor Jace yang menyeret pria itu dan kemudian diikuti oleh Irial yang juga mengukuti Jace. Pria itu juga menatap tajam Sam.   "Tenanglah, mereka hanya menggertak. Kita aman di The Cavity." Hale menepuk pundak Sam pelan dan berjalan mengikuti saudara kembarnya dan Irial.   Sam masih di dalam bangunan itu. Dia tidak mengerti apa yang di katakan oleh pria itu. Tapi rasanya seperti ada sesuatu yang membuat hatinya tidak tenang.   Mereka sudah berada di gerbang utama saat pintunya terbuka tiba-tiba. Sam masih diam setelah kejadian itu dan tidak mengatakan apa-apa.   "Ikutlah makan malam dengan kami di Hall," kata Irial sambil melipat kedua lengannya di d**a.   Sebenarnya, Sam tidak begitu lapar saat ini. Tapi dia tetap mengiyakan tawaran Irial dan mengikuti pria itu. Hall terlihat sangat ramai sekali. Tentu saja karena ini memang waktunya makan malam. Dan para Raiser biasanya akan makan bersama-sama. Jika di lihat, tempat ini seperti kantin di sekolah.   Sam berhenti di depan pintu  sesaat saat melihat tempat itu. Pandangannya kosong dan tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Tapi kemudian dia seolah mengingat sesuatu. Dia melihat sebuah bayangan yang hampir sama, namun samar-samar. Tapi dalam bayangan di kepalanya terlihat banyak anak-anak menggunakan pakaian warna-warni, dengan tas dan buku. Dan ada sebuah bayangan seorang gadis yang tersenyum padanya.   "Hey, kau baik-baik saja?" tanya Jace saat melihat Sam yang berhenti tiba-tiba di depan pintu.   Sam mengusap kepalanya. "Ya, aku hanya sedikit pusing," jawabnya.   Hale merangkul Sam dan mendorongnya hingga ke meja. "Santailah, kita akan baik-baik saja di sini."   Mereka berempat duduk di depan meja persegi panjang. Kemudian seorang gadis duduk di samping Jace sambil membawa nampan makanan.    "Hai Earth, hai Irial," sapa gadis itu. "Aku lihat kalian punya teman baru. Dan aku dengar, kau baru saja dari Bumi," tambahnya.   "Celine, sebaiknya kau tidak menyinggungnya tentang Bumi." Irial melirik Celine yang mulai menyuap makan malamnya.   Celine mengangguk-angguk mengerti. Walaupun dia tidak begitu mengerti kenapa tidak boleh menyinggungnya tentang Bumi. Kemudian seorang gadis yang terlihat lebih muda lagi, bergabung di atas meja mereka.   "Malam semuanya," sapa gadis itu sambil tersenyum. Dia juga membawa nampan makanan. "Aku dengar kalian berhasil menangkap dua pemberontak dari patroli malam ini?" tanyanya.   Hale menepuk pundak gadis itu pelan. "Tentu saja, kau tidak tahu ya kalau kakakmu yang paling tampan ini tidak akan pulang sampai mendapatkan mereka."    Gadis itu melepaskan lengan Hale dari pundaknya. "Kau terlalu berambisi, Hale. Dan kakakku yang paling tampan tetaplah Matt."   "Huh." Hale terkekeh."Matt sudah mati Isla," katanya.   "Hale, tolonglah. Jangan kau ungkit masalah keluarga kita." Jace memperingatkan.   Hale berdiri dari tempatnya dan pergi entah kemana. Isla melototkan matanya pada Hale dan mejulurkan lidahnya. "Dasar, pria sensitif!" makinya.   "Sam," panggil seseorang dari belakang pria itu. Val menghampiri Sam. Gadis itu satu-satunya yang mengetahui tentang masa lalu Sam di Bumi. Setidaknya dia tahu bahwa Sam mencintai Mia.   Val tidak terlihat ingin bergabung dengan kelompok baru Sam. Gadis itu masih menggunakan seragam bertarungnya, dan sebuah panah dengan busur laser otomatis terpasang di tangan kirinya.   "Val, ada apa?" tanya Sam.   "Kita perlu bicara, ini soal Mia," kata Val.   Irial dan dan Jace menatap Val bergantian. Seolah mereka baru mengenal Val. Sebenarnya, sebelum Val ditugaskan di Bumi mereka adalah teman dekat. Val lebih suka bergaul dengan teman-teman pria daripada dengan teman-teman wanita. Tapi baginya Mia lebih menyenangkan dari yang dia kira.   "Maksudmu gadis Bumi yang kita temui waktu itu?" tanya Sam.   Val mengerjap sekali. "Ya," jawabnya singkat.   "Ada apa? Kita tidak punya urusan lagi dengannya kan?" tanya Sam lagi.   "Sebaiknya kita bicara berdua," pinta Val.   Sam tidak bergerak sedikitpun dan itu membuat Val menarik lengan Sam. Namum, Irial menangkap lengan Val dan membuat gadis itu menoleh ke arahnya.   "Mungkin sebaiknya kau mengatakannya di sini." Irial menaikkan sebelah alisnya.   "Aku sedang tidak ingin berurusan denganmu, Irial," kata Val dengan sinis.   "Tidak, kau memang seharusnya mengatakannya di sini," kata Sam akhirnya.   Val menatap Sam sekilas. Dia merasa kesal terhadap Irial karena membuat Sam berubah pikiran. Kemudian Val melepaskan tangannya dan berjalan keluar ruangan.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN