Naufal terpaku, kakaknya masih belum ada kemajuan sedikitpun entah apa yang kini akan dia lakukan. dia sudah melakukan banyak hal untuk membuat kakaknya seperti sedia kala tapi semuanya gagal. kakaknya bahkan tidak memiliki keinginan untuk sembuh hal itu pula yang menyebabkan proses kesembuhan kakaknya menjadi lambat.
kakaknya itu, entah sampai sekarang apa yang dipikirkan dirinya Hingga dia bisa bisanya sampai seperti ini? Naufal dia kadang ingin menyerah tapi apa daya? mamah dan kakaknya membutuhkan dirinya. dia tidak mungkin menyerah apalagi kini dia memiliki semangat baru yaiti wanita yang dia sayangi. Kiana semakin membuatnya bersemangat di setiap hari dalam menghadapi kehidupannya.
"kak, Naufal keluar dulu" pamit Naufal pada kakaknya.
Naufal dia tidak sanggup berlama lama seperti ini, Naufal tidak mau melihat kakaknya yang entah sampai sekarang apa yang masih dipikirkan dirinya hingga dia tidak memiliki semangat untuk hidup sedikit pun.
setelah dari kamar kakaknya kini Naufal keluar, Calista memanggil dirinya dan menyuruhnya untuk makan malam. kini Naufal bingung dia akan tidur di rumah atau di apartemen miliknya tapi dia tidak enak dengan mamah yang sudah memasakkan dirinya itu.
Naufal kini memutuskan untuk tinggal di rumah malam ini, dia mengirimkan pesan kepada Kiana agar tidak menunggunya karena dia akan menginap di rumah. Naufal sendiri sangat senang jika dia harus berduaan dengan Kiana, tapi dia tidak bisa karena dia juga masih punya keluarga yang memang kini masih membutuhkan dirinya.
"sini makan nak" panggil calista.
"iya mah" jawab Naufal.
mereka berdua akhirnya makan malam bersama, tanpa kakaknya yang bahkan kini selalu murung di dalam kamarnya. andai Naufal tau apa yang kini ada dipikiran kakaknya pasti dia akan mencoba membantu menyelesaikan masalah yang menghantuinya. Naufal maupun mamahnya bahkan tidak paham sama sekali dengan hal itu, jika di kaitkan dengan kecelakaan semuanya sudah selesai dan pihak keluarga juga sudah ikhlas dan berdamai lantas apa yang dia pikirkan sekarang? bahkan kakaknya sampai sekarang tidak memiliki keinginan untuk hidup.
"kakak masih kepikiran apa sih mah? kalau dia masih kayak gitu sama aja semua hal yang kita lakukan tidak mempengaruhi apapun" ujar Naufal.
"mamah juga bingung, kakakmu kenapa? padahal dokter bilang kalau seharusnya kakakmu ada perkembangan baik dia akan bisa berjalan jika rajin terapi tapi kini entah dia bahkan murung terus ditiap harinya.
"Naufal bingung harus lakuin apa mah, apa yang Naufal lakukan juga terasa sia sia karena tidak ada keinginan sembuh dari dia" ujar Naufal.
benar apa yang dikatakan anak keduanya ini, anak pertamanya memang seakaan akan tidak ingin sembuh dari penyakitnya. sejak kecelakaan terjadi anaknya sangat berubah dan bahkan semuanya berubah tidka seperti dulu. keadaaan berbalik dan kini Naufal yang harus menanggung semuanya.
Naufal yang belum saat nya menanggung beban berat kini terus menerus menanggung beban untuk menghidupi keluarga dan meneruskan bisnis yang suami Calista bangun. semuanya Naufal lakukan demi keluarganya.
***
Kiana mendapatkan pesan dari Naufal, sebenarnya dia sudah masak karena memang dia takut jika Naufal tiba tiba pulang dan lapar tapi kini dia menjadi lemas setelah membaca pesan yang Naufal kirim.
lucunya Kiana dia hanya bisa membuka ponsel dan membalas pesan yang dikirimkan oleh Naufal dia bahkan tidak paham dengan apa yang harus dilakukannya. padahal dia inginn meminta ajaran pada Naufal tapi kini dia harus menundanya mungkin besok Naufal akan kesini dan saat itu dia akan meminta untuk mengajarinya.
ketika memikirkan Naufal kini pucuk di cinta ulam pun tiba, Naufal menelponnya dan kini Kiana langsung mengangkat nya.
via telepon
"hallo" panggil Naufal dari sana.
"hallo mas, ada apa?" tanya Kiana.
"kamu nggak papa kan sendirian? aku harus di rumah kakaku lagi sakit dan mamah butuh teman di sini" Naufal balik bertanya karena dia merasa khawatir dengan Kiana.
"Kiana nggak papa mas, lagi pula juga disini aman kan" ucap Kiana.
"besok pagi aku kesana buat jemput kamu pergi kerja" ujar Naufal.
"engh, ga usah mas Kiana bisa berangkat sendiri kok" jawab Kiana.
"nggak ada penolakan, besok aku kesana! ya udah aku mau mandi dulu" ucap Naufal sebelum Kiana bahkan memberikan penolakan.
via telepon end
Kiana tidak bisa menolak atau apapun itu, Kiana tau Naufal tidak mudah di tolak apalagi jika memiliki keinginan seperti itu. Kiana bersyukur Naufal mau direpotkan olehnya padahal dia disini bukan siapa siapa selain orang yang hanya merepotkan dirinya.
Kiana akhirnya makan sendiri, untung dia memasak tidka terlalu banyak. makanan yang dia buat bisa di makan esok hari, dia akan menghangatkan opor nya agar tidak basi untuk pagi hari nanti.
malam ini mungkin Kiana harus mencari kesibukan, dia bingung dia yang biasanya bahkan sangat jarang untuk berdiam diri kini dia seakan akan terpenjara dalam penjara yang sangat mewah. memang Naufal tidak menguncinya tapi dia bingung saja jika dia akan keluar dari sini memang dia mau kemana? bahkan dia tidak paham dengan apa yang akan dia lakukan jika dia keluar. Kiana hanya mencari aman dengan berada di dalam kamar.
Kiana senang berada di sini, tapi kadang dia mikir apa yang harus dia lakukan untuk membalas kebaikan Naufal. jika dia ngontrak disini pun Kiana tidak akan sanggup membayarnya karena memang yang harganya pasti akan sangat wow.
"ah ya sudahlah. mari kita makan" ujar Kiana lalu memakan makanannya.
untuk masalah besok dia akan memikirkan hal itu lagi. dia yang bahkan hanya memiliki pakaian lusuh dan tinggal di apartemen ini seakan akan tidak pantas. pasti orang lain yang melihatnya berjalan dengan Naufal pasti mengira dia sebagai pembantu oleh Naufal. secara mereka bagaikan dua orang yang sangat bertolak belakang. Naufal yang sangat modis dan tampan berbeda dengan Kiana yang bahkan seperti gembel dengan pakaiannya yang Kumal itu.
Kiana tau, pakaiannya bahkan tidak ada yang bagus. dia tidak begitu mementingkan pakaian yang penting pakaian miliknya masih bisa dipakai dan nyaman. dia akan terus menggunakan pakaian itu dan bodo amat dengan segala pemikiran orang lain, mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada hidup Kiana dan mereka tidak pantas menghujat apa yang dilakukan oleh orang lain.
Kiana mengenyahkan pikirannya, dia tidak boleh memikirkan orang lain karena orang lain saja tidak pernah berpikir ketika sedang berbicara, kadang mereka tidak sadar jika apa yang mereka lakukan sangat menyakiti hatinya. Kiana kadang hanya bisa bersabar kala itu terjadi padanya, dia tidak bisa melakukan apapun karena semuanya memang dialaminya.
bersambung