Malam itu, Nana tidak bisa tidur. Berkali-kali gadis itu berpindah posisi, namun tetap saja dia gagal memejamkan mata. Setiap ucapan El terngiang di telinganya. Nana mendesah panjang. Gadis itu kembali bangkit. Lalu duduk bersandar di ranjang. Nana menarik selimut hingga ke bagian perutnya yang mulai merasa dingin karena malam kian larut. Gadis itu meraih remote AC dan mematikan pendingin ruangan itu. Nana mencoba menutup matanya masih dalam posisi duduk. Padahal matanya terasa berat. Namun saat dia mencoba menutupnya, tetap tidak bisa. Perkataan El tadi siang mengganjal pikirannya. Kebersamaan El dan Ella bertahun-tahun di negeri kanguru mustahil tidak menimbulkan rasa bukan? Dia yakin, entah itu Ella atau El pasti menyimpan rasa untuk yang lainnya. Dan itu cukup membuat Nana tersiks