Dijodohkan

1233 Kata
Setelah makan siang Frian kembali kedalam kantornya, dan Frons pulang karena ada urusan yang harus diselesaikannya. "Dion kosongkan jadwal saya sore nanti" ucap Frian pada sang sekertaris. "Baik tuan, tapi kenapa?" Jawab dan tanya Dion bingung, soalnya tuannya itu tak pernah mengosongkan jadwal apa pun bahahkan sampai malam. Bisa dibilang tuannya selalu kerja terus menerus atau gila kerja, bahkan disaat jadwalnya kosong dia malah menyuruh harus ada jadwal. "Saya ada urusan keluarga" singkatnya. Dion mengguk mengerti dan mengiyakan perintah tuannya. Setelah Dion keluar dari ruangannya Frian kembali fokus dengan berkas-berkas yang ada didepannya. Sampai telponnya berdering dan tertera nama sang mama, dengan terpaksa ia pun mengangkatnya. "Dimana kamu Frian?" Tanya mamanya kesal. "Masih dikantor ma" jawabnya pelan. "Jam segini kamu masih dikantor?, cepat pulang" ucap mamanya tegas. "Iya ma" tak mau memperpanjang perbincangan Frian langsung mengiyakannya saja. Melihat jam ternyata sudah hampir jam delapan malam, pantas saja mamanya itu kesal dan mengomelinya. Dengan cepat ia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kantornya, dengan kecepatan rata-rata ia mengendari mobilnya. Tapi ditengah jalan tiba-tiba saja ada seseorang yang menghentikan mobilnya, dan langsung saja Frian mengeram mobilnya dengan cepat. Tokkk,, tokkk,, tokkk Terpaksa Frian membuka kaca mobilnya dan terlihat seorang gadis dengan penampilan yang berantakan dengan pakaian kebesaran dan mata bengkak seperti habis menangis. "Om tolong aku om" ucap wanita yang telah menghentikan mobilnya itu. Frian hanya menaikkan alisnya tak peduli "siapa anda" ucapnya datar. "Om tolong anterin aku pulang ya om" mohon gadis itu. "Gak, dan saya bukan om anda" balasnya dingin. "Om please om, tolong anterin saya ya" gadis itu terus saja memohon. "Naik ojeg online saja" "Ga bisa om, hp aku mati" ucapnya dengan menyodorkan hpnya yang tak menyala. "Lagian aku juga ga bawa uang om, tolong ya sekali ini aja, please" ucap gadis itu dengan terus memohon. "Masuk" ucapnya. "Makasih om" balas gadis itu senang, dengan cepat masuk dan duduk disamping kemudi. Dengan terpaksa ia membantu gadis itu, karena tak mau terus mengulur waktu dan membuat mamanya semakin mengomelinya. "Alamat?" Tanya Frian singkat. "Hahh, bagaimana om?" Tanya gadis. "Alamat?, jalan kenangan No 8" lanjutnya dengan gelagapan. Tanpa membalas ucapan gadis itu Frians langsung melajukan mobilnya kealamat yang telah diucapkan gadis itu. Setelah sampai gadis itu pun turun belum juga ia berkata, Frians telang melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. "Mabuk kali tuh ya om" gumam gadis itu saat mobil Frian sudak tak terlihat. "Jangan sampe gue ketemu lagi sama om-om itu" lanjutnya lalu berjalan memasuki rumah. Sesampainya didepan gerbang rumah orang tuanya Frian langsung memelankan laju mobilnya. "Selamat malam tuan muda" sapa beberapa bodyguard yang tengah berjaga. Frian mengangguk lalu melempar kuncinya pada salah satu bodyguard yang ada disana. Perlahan Frian memasuki rumah, dengan langka lebarnya. "Bagus jam segini baru dateng ya" ucap sang mama yang bernama Briana. Frian yang melihat mamanya berada didepannya pun terkejut tapi ia langsung menormalakan ekspresinya kembali dengan datar. "Ngapain sih ma muncul didepan" ujar Frian santai. "Hei anak kurang ajar, kenapa jam segini baru pulang" "Bukankah sudah mama bilang jangan malam-malam" lanjut mama Briana. "Ada urusan" jawabnya cuek. "Urusan apa hah, pekerjaan?, apa pekerjaanmu itu lebih penting dari mamamu ini hah?" Omel mamanya. "Iya" balasnya santai sambil berjalan meninggalkan mamanya. "Frian" teriak mama yang melihat putranya telah menaiki tangga. "Kenapa sih mah, teriak-teriak udah malam ini" saut papa Frengky yang tengah berjalan menghampiri. "Liat noh kelakuan putramu, kayak apa aja ga ada raut bersalahnya sama sekali" kesal mama yang menunjuk kearah kamar Frian. "Dia juga anakmu loh mah" saut papa. "Tapi kelakuannya mirip sekali sama kamu" saut mama. "Ya kan dia anak papa, mah" balas Frengky. "Terserah papa sajalah, urus tuh anaknya. Mama mau lanjut masak" kesal mama lalu meninggalkan Frengky sendirian dikamar. Karena berhubung masakannya belum kelar Briana kembali kedapur untuk melanjutkan masakannya. Frengky hanya menghela napasnya kasar udah tau kelakuan anaknya seperti itu masih aja dipermasahkan sama istrinya. Ia lalu kembali menuju ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang telah tertunda gara-gara teriakan istrinya tadi. Dikira terjadi sesuatu dengan istrinya tadi, malah ia melihat istrinya yang tengah mengomeli anaknya. Sekarang diruang makan sebuah keluarga dengan anggota lengkap tengah berkumpul untuk melaksanakan makan malam. "Abang kapan pulang?, Fani sangat merindukan abang" Tanya Fani sang adik dari Frian. Sang adik langsung saja memeluk abangnya. Fani ialah adik Frian satu-satunya yang baru menginjak jenjang SMA. "Hemm" Walaupun hanya dehenman respon yang diberikan oleh Frian tapi tak ayal juga dia membalas pelukan sang adik perempuannya. "Abang kenapa sih baru pulang sekarang, Fani kangen banget tau sama abang" kesal Fani pada abangnya. "Sibuk kerja" saut Frian dengan santai. "Jangan kerja terus napa bang" pinta adiknya. "Kerjaan itu ga bisa ditinggalkan adekku" ucap Frian dengan mengusap kepala Fani pelan lalu mengacak rambutnya. "Ihs apaan sih bang, berantakan tau rambutku" kesal Fani. "Udah makan yang bener jangan berantem" ucap Frangky dan diangguki Fani. "Frian setelah makan papa tunggu diruang keluarga" ucap Frangky. "Papa mau ngomong serius sama kamu, jangan coba-coba buat menghindar" lanjut Frangky dengan nada tegas dan penuh peringatan pada putranya itu. "Ya" balas Frian. Makan pun telah selesai dan kini mereka sedang berada diruang keluarga, kecuali Fani yang tak ada karena dia harus belajar untuk ujian minggu depan. Diruang keluarga kini tengah terjadi keheningan dari lima menit yang lalu. "Papa ingin berbicara serius denganmu Frian" ucap Frengky akhirnya. Frian yang sedang asik main hp langsung meletakkan mematikan hpnya lalu meletakkannya diatas meja. "Langsung keintinya saja papa ingin menjodohkanmu dengan putri rekan kerja papa" ujar Frengky santai dengan meminum kopi. Setelah mendengarkan ucapan papanya Frian menjadi emosi bahkan tanpa sadar tangannya tengah mengepal kuat. "Tidak mau" bantah Frian. "Hey kamu lupa berapa usiamu?, bahkan sampai sekarang kamu belum punya kekasih sama sekali, dekat dengan cewekpun tidak" kesal Frengky dengan menghiraukan tatapan tajam dari putranya. Briana melihat putranya yang sedang emosi pun berusaha untuk menenangkannya. "Frian tenanglah, kamu bisa berkenalan terlebih dahulu dengannya" ucap Briana memegang lengan Frian. "Coba mama tanya berapa usiamu?" Tanya Briana. "28 tahunkan" jawab Briana sendiri karena Frian tak kunjung menjawabnya. "Keputusan nantinya ada ditanganmu, mau melanjutkan atau berhenti. Tapi untuk sekarang kamu hanya berkenalan dengannya saja" jelas Briana dengan menasehati Frian. "Ga bisa" bantah Frian. "Kenapa ga bisa, cuma sekedar kenalan?" Saut Frengky. "Frian udah punya cewek" saut Frian cepat. "Hahha, serius kamu?" Tanya mama dan diangguki oleh Frian. Untuk kali ini ia harus berbohong pada kedua orangtuanya itu, demi membatalkan perjodohan yang menurutnya sangat kuno. Frengky hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham dengan memikirkan apa yang akan selanjutnya dia lakukan. "Baiklah kalau begitu bawa gadismu kemari besok" ucap Frengky, Frian langsung saja mendelik menatap papa itu. Sepertinya sang papa mengetahui rencananya itu. "Iya bawa kemari gadis itu besok" saut mama dengan semangat. "Ga bisa ma, besok ada meeting dengan clien luar negri" tolak Frian. "Yah" ujar Briana. "Kalau begitu papa kasih waktu kamu sampai minggu depan untuk membawa kekasihmu itu kemari" ucap Frengky. "Jika tidak, mau tak mau kamu harus menerima perjodohan dengan rekan bisnis papa" ucap Frengky mutlak. "Ya" saut Frian. Setelah tak ada percakapan lagi diantara mereka Frian pun berlalu meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya. "Pa, papa yakin Firian mau menerima perjodohan itu" "Bahkan dia udah punya cewek loh pah" lanjut Briana. "Yakin ma, mama tenang aja Frian pasti menerima perjodohan ini. Orang sibuk kayak dia mana mungkin mau berurusan sama cewek" ucap papa santai. "Tapikan pa.." "Udah ma mending kita tidur udah malam loh" ucap Frengky memotong ucapan istrinya. Brina pun mengangguk lalu Frengky merangkul pudak istriya lalu mereka berdua melangkahkan kakinya menuju kamar mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN