Mr. Cold  & Mrs. Warm

Mr. Cold & Mrs. Warm

book_age18+
87
IKUTI
1.0K
BACA
HE
age gap
arranged marriage
arrogant
heir/heiress
bxg
lighthearted
mystery
loser
office/work place
seductive
like
intro-logo
Uraian

Frian sorang CEO arogan dan dingin yang masih betah dengan kesendiriannya bahkan banyak bilang ia tak suka dengan wanita, karena dilihat dari usianya yang hampir kepala tiga belum mempunyai kekasih.

Sehingga membuat orang tuanya mau tak mau harus mencarikan pendamping untuk putranya dengan cara perjodohan.

Siapa sangka pembahasan tentang perjodohan membuat ia harus berbohong dan berkata bahwa ia telah mempunyai kekasih.

Sehingga ia terjerat oleh kebohongannya sendiri yang mengharuskan ia membawa wanitanya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya agar bisa membatalkan perjodohan itu.

Sampai dimana CEO itu bertemu dengan seorang gadis bernama Celina yang tak sengaja menyiram jasnya dengan segelas minuman, bahkan gadis itu yang pernah menghadang laju mobilnya.

Demi mendapatkan maaf dari Frian, Celina rela menjadi kekasih pura-puranya, tanpa tau menjerumuskan dirinya lebih dalam dengan hubungan yang sakral yaitu pernikahan.

Hidup Celina berubah total setelah pernikahannya terjadi, ia tak bisa bergerak bebas bagaikan burung didalam sangar.

ic_default
chap-preview
Pratinjau gratis
Tamu Tak Diundang
Seorang pria dewasa sedang berjalan dengan gagahnya menuju sebuah ruangan yang tak lain ialah ruangan sang CEO. Brakkk Tanpa ragu pria itu langsung menendang pintu ruangan direktur dengan sangat kencang. Orang yang didalam ruangan itu pun langsung berjengkit kaget lantaran ruangannnya dibuka dengan paksa. "Lancang sekali anda memasuki ruangan saya dengan cara seperti itu" ucap datar orang yang usianya tak beda jauh darinya. Saat melihat orang yang telah mendobrak pintu ruang kerjanya, orang itu pun langsung menghela napas kasar dan terlihat sedang menahan amarahnya. "Frons, apa yang lu lakukan" ucap Frian menatap datar temannya itu. "Tentu saja ingin menemuimu kawan" dengan santainya Frons berbicara dan duduk dikursi yang tersedia diruangan sang ceo. Dengan memijat pangkalan hidungnya pelan Frian pun berdiri menghampiri orang itu yang ternyatanya teman seperjuangannya. "Bisakah kau membuka pintu dengan pelan" ucap Frian datar sambil duduk disamping Frons. "Ga bisa karena gue ingin segera bertemu dengan teman gue yang sudah lama menjomblo ini" ujar Frons dengan senyum lebar. Hanya memutar bola matanya dengan malas Frian pun tak mau meladeni orang yang ada didepannya. "Eits, mau kemana lu" Dengan perlahan Frian pun berdiri dan berjalan menuju pintu dan berbicara dengan seseorang yang berada diluar dan beberapa saat satpam menghampirinya. "Satpam" ucapnya datar. "Ya elah, baru juga dateng masa iya langsung diusir" ujar Frons lemas saat mendengar ucapan temannya itu, padahal tak ada kata pengusiran yang terucap. "Mobil" "Ha ha, ngomong apa sih lu singat banget, mana paham gue" Frons tak mengerti ucapan temannya itu. "Maaf tuan, mobil anda diluar bunyi, bisa keluar sebentar" ucap satpam sopan. "Bilang dong dari tadi, nih kau urus" ucap Frons dengan memberikan kunci mobilnya pada sang satpam. Frian menggelengkan kepalanya lalu kembali kemeja kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya. "Yaelah bro ada teman disini malah dicuekin" Frons kesal dengan respon yang mengabaikan dirinya. "Oh ya, nanti malam gue mau menghadiri pesta perayaan , dan lu juga diundang kan?, kita berangkat bareng ya" lanjut Frons. "Gak" ucap Frian tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Padahan Frons sudah mengetahui jawaban dari temannya itu, tapi masih saja dia pertanyakan. "Gue gak mau ada penolakan, atau gue yang dateng keapart lu, buat jemput lu" ucap Frons sambil berjalan kearah Frian. "Lu punya banya wanita ajak merema saja" ucap Frian santai. Frian jadi bingung kenapa Frons mengajaknya, padahal dia mempunyai banyak wanita yang bisa diajak kemana saja apa lagi acara pesta perayaan mana mungkin wanita temannya itu menolak. "Gue sudah gak punya cewek" ujar Frons lemas. Frian mendongak melihat Frons dan mengangkat sebelah alisnya. "Ckk, Frian gue itu baru aja diputusin kemarin sama kelima cewek gue" ucap Frons dramatis. "Cari lagi" "Tidak semudah itu kawan" kesal Frons. "Lu seorang play boy pasti bisa dengan cepat mendapatkan wanita mana pun" ujar Frian, karena dia tau temannya itu mudah mendapatkan banyak wanita. Frons mendengus saat dirinya dikatai play boy. Walau pun itu memang benar, tapi kalau sahabatnya yang bicara agak tidak enak. Frian dan Frons sudah berteman dari kecil dan keduanya sudah tau sikap dan perilaku masing-masing. "Jangan mengataiku seperti itu kawan, sakitnya tuh disini" ucap Frons seperti orang kesakitan dengan memegang dadanya. Frian hanya menggelengkan kepalanya, pastas saja banyak wanita yang termakan rayuannya, karena dia bisa mendramatis melakukan apapun. Baru saja mengalihkan tatapannya lagi pada dokumen yang ada didepannya tiba-tiba saja ponselnya berdering. Mau tak mau ia harus mengangkatnya kalau tidak bisa habis dia diceramahi oleh sang nyonya. "Hallo ma, ada apa?" Jawabnya langsung bertanya. "Kapan kamu pulang Frian?" Tanya mamanya balik. "Mungkin agak malaman ma, karena masih banya berkas yang belum aku cek dan tandatangani" jawabnya. Malam ini ia akan menginap dirumah orangtuanya karena sudah janji dengan mamanya. "Bisahkan kamu pulang sebelum malam, mama sama papamu ingin berbicara serius dengan kamu" pinta sang mama. "Tidak bisa mah, aku harus menyelasaikan pekerjaanku hari ini juga" tolahnya. "Tidak ada penolakan, pokoknya kamu harus pulang sebelum malam titik" tegas mamanya lalu mematikan telponnya. Frian menghela napasnya kasar kalau sudah begini dia tidak bisa menolak ucapan mamanya. "Kenapa tuh muka kusut bangat" saut Frons dan langsung ditatap tajam olehnya. "Yeh tenang bro, tajam amat tatapannya. Oh ya nanti malam ikutkan kepesta kita party" lanjutnya. "Gak" "Lah kenapa?" "Mama nyuruh pulang cepet katanya ada yang mau diomongin" jawabnya. "Ngomongin apa emang?" "Mana tau" sahutnya. Frons hanya mengangguk-anggukan kepalanya paham, tak mungkin temannya itu berbohong apa lagi tentang ibunya, sudah pasti orang tua dari temannya itu akan membahas hal yang serus dengan sang temannya itu. "Yasudah mending sekarang lu ikut gue kecafe depan, karena sudah masuk waktu jam makan siang" ujar Frons sambil berdiri. Dengan enggan dia mengikuti temannya itu, karena dirinya juga sudah merasakan lapar. Sesampainya di cafe mereka berdua langsung memesan makanan, sambil menunggu pesanan mereka sedikit mengobrol. "Oh ya, Frian tumben sekali lu mau disuruh pulang sama tante Brina?" Tanya Frons penasara sambil meletakan hpnya diatas meja. Setahu Frons temannya itu jarang sekali pulang kerumahnya, bahkan bisa dibilang tak pernah pulang kerumah orang tuanya, karena temannya itu akan selalu pulang keapertemennya. Frian hanya mengangkat bahunya acuh "ga tau penting katanya" jawabnya acuh. Tanpa memperdulikan tatapan Frons, Frian dengan santai mengambil makanan yang telah tersedia. "Kamu ga curiga apa sama hal apa yang mau orang tua lu sampein?" Tanya Frons lagi dan dibalas gelengan oleh orang didepannya. "Apa jangan-jangan orang tua lu, mau nikahin lu sama seorang cewek pilihan mereka, karena lu gak kunjung ngenalin cewek lu sama mereka" ujar Frons sambil tertawa pelan. Makan Frian langsung terhenti, karena hampir saja tersedak setelan mendengarka ucapan Frons. "Are you crazy?" Ucapnya dingin. "Uhukk, woy tenang bro gue kan cuma bercanda" Frons mengangkat kedua tangannya didepan wajah Frian. "Makannya jangan banyak bicara lu, mending makan yang bener" sarkas Frian sambil menyodorkan minuman pada temannya itu. "Lagian lu gak ada pemikiran apa buat nikah?, inget usia lu uda 28 tahun hampir memasuki kepala tiga, apa lu mau jadi perjaka tua?" Tanya Frons penasanan. Takk Frian menoyor kepala temannya itu "lu juga sama bego". "Gue kan masih mau seneng-seneng dulu sama para cewek-cewek diluarana sana" elak Frons. "Lah lu deket cewek aja kagak" lanjutnya dengan sarkas. "Mending diem gak usah ngurusin urusan gue, urus saja urusan lu yang gak ada habisnya itu" balas Frian datar. "Tapi gue kan..." "Diem, mending makan" potong Frian dingin. Setelah mendengarkan ucapan dari temannya itu Frons langsung terdiam dan memakan makanannya dengan tenang. Padahal Frons sangat tau bahwa temannya itu suka dengan ketenangan dan kesunyian, beda halnya dengan dirinya tak suka dengan kesunyian apa lagi kesendirian.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dokter Jiwaku Membuatku Menggila

read
17.1K
bc

CINTA ARJUNA

read
20.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.6K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
29.5K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.1K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.7K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
26.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook