Eilish mengempaskan kardus berisi barang-barangnya di atas meja, lalu terduduk di sofa. Pintu rumah masih terbuka lebar. Ia seakan tidak punya tenaga lagi untuk sekedar menutup pintu. Helaan napas gadis itu masih terdengar sangat jelas. Kedua pundaknya naik turun seiring dengan deru suara napas yang masih memburu. Eilish masih berupaya menenangkan dirinya sendiri. Tapi kemudian bibir itu mulai bergetar bersamaan dengan rasa sesak yang menghimpit d**a. Dia memijit pelipisnya yang terasa berdenyut sambil memejamkan mata, lalu kemudian kelopak matanya itu tiba-tiba terbuka dengan tatapan tajam. “Dia benar-benar manusia dakjal!” umpat Eilish. Eilish beralih mengeluarkan handphone-nya dari dalam kantong celana. Ia mencoba kembali menghubungi Evan. Ia melakukan panggilan, tapi Tidak menjawab