p********n itu dimulai. Semua seperti badai yang datang di hari yang tenang bagi Eilish. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 malam, tetapi Eilish masih sibuk bekerja. Dia membersihkan seluruh rumah hingga ke sudut-sudut tang tidak terjamah sekalipun. Si malang Eilish seperti kehilangan taringnya. Dia menjadi patuh terhadap titah sang paduka yang kini masih mengawasinya sambil membaca koran di ruang tamu. Eilish sudah selesai membuang semua sampah, menyapu lantai, mencuci piring, menggosok kamar mandi dan bahkan ia juga diperintahkan untuk membersikan langit-langit dan menyikat kloset hingga mengkilat seperti baru. Awalnya Eilish mengira p********n yang kurang manusiawi itu hanya sampai di sana, namun ternyata semua tidak semudah itu Fergusowati. “Yang bener ngepel lantainya!” s