Ketika Risya membukakan pintu, wajah Sofia yang cemberut muncul disana. Risya segera menghirup udara dingin. Dan Bastian yang sedang merokok di teras balkonpun menghela napas dengan kesal. Benar saja, tak ada apapun yang bisa disembunyikan dari ayah dan ibunya. "Kamu menghabiskan banyak uang untuk membeli ini semua?" Tanya Sofia blak-blakan. Kemarahan terlihat jelas dalam tatapan dan nada bicaranya. Ia berkeliling menatap dengan sinis satu persatu furnitur baru di ruangan itu. Bastian bahkan tidak beranjak dari kursinya dibalkon. Ia hanya menatap ibunya dari sudut matanya. "Aku membeli hadiah untuk tunanganku. Apakah ada masalah dengan itu?" Jawabnya sederhana. Sofia mencibir. "Pasti gadis ini yang merengek padamu, kan?" Tanya Sofia dingin. "Sejak kapan aku peduli pada rengekan s