“Kenapa kamu berteriak? Hanya membuatku menjadi terkejut saja!” Bentak Clara, sambil melotot. Kemarahan Clara tidak digubris Tabah, ia berjalan mendekati Clara dengan raut wajah prihatin. Secara tidak terduga Tabah berlutut di hadapan Clara untuk memeriksa kaki gadis itu. Sontak saja Clara menjadi risih dan terkejut dengan apa yang dilakukan Tabah. Tidak ingin memarahi dan mendorong Tabah dengan kasar, karena ia menghargai wibawa Tabah, sebagai seorang pimpinan. Clara menundukkan kepala dan berbisik di telinga Tabah. “Bapak sedang modus, bukan? Berpura-pura prihatin dengan lecet di kakiku yang tidak seberapa hanya untuk bisa memegang kakiku!” Tabah mengangkat kepala dari melihat kaki Clara. Senyum jahil terbit di sudut bibirnya dan itu menambah keyakinan Clara, jikalau Tabah memang me