“Apa! Mengapa kau mengijinkannya, sementara aku tidak berada di rumah ini?” Bentak Tabah emosi. Pelayan Tabah menundukkan kepalanya, karena merasa takut dengan tatapan mata Tabah yang begitu tajam. Ditambah dengan nada suaranya yang begitu tinggi. Tiba-tiba saja terdengar suara bernada lembut menggoda dari depan pintu kamar. “Kau tidak bisa memarahi pelayanmu, Tabah! Wanita itu sama sekali tidak bersalah, akulah yang memaksanya!” Wanita cantik dengan rambut yang tergerai sepundak itu pun berjalan masuk kamar Tabah. Gaun tidur yang dikenakannya terlihat begitu menggoda dengan potongannya yang pendek memperlihatkan lekuk tubuh, serta kulit tubuhnya yang putih mulus. Tabah melambaikan tangan kepada pelayannya untuk keluar dari kamar. Ia lalu menyeruput kopi hitamnya mengabaikan kehadiran