Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dua minggu kemudian. Aku menatap pantulan diriku di depan cermin ketika diri ini sedang dirias oleh make up artis. Aku mengenakan sanggul Jawa yang sudah dirajut dengan bunga melati. Make up wajahku yang tak mencolok, tapi terkesan elegan. Aku lirik kebaya putih gading yang diletakkan di atas kasur. Tak sadar kedua sudut bibirku terangkat membentuk sebuah senyuman. Mengingat kala pertama kali menjadi pengantin. Ah, aku sungguh tak menyangka kalau akan dua kali melaksanakan ijab kabul di depan penghulu dengan orang yang sama, Haikal Prayuda. Setelah berbagai macam peristiwa yang kami alami, akhirnya aku dan Mas Haikal kembali bersama menjadi pasangan suami istri. Tentu kali ini kehidupan rumah tangga kami nantinya akan lebih berwarna, karena ada Pasya di tengah-tengah kami. Bahkan Mas Hai