Vega tersentak saat sebuah map dibanting tepat di depannya. Gadis itu mengerjap begitu bertatapan dengan wajah masam papanya. “Papa udah balik?” tanyanya. Akmal melengos malas. Pria itu menarik kursi dengan kesal lalu duduk tepat di depan meja kerja Vega, berhadapan langsung dengannya. “Pantesan aja Pak Altair sampe nolak kerja bareng kamu. Ternyata kerjaan kamu emang ngelamun aja.” “Apa?” Akmal menggeleng pelan. “Apa sih sebenernya yang ada di pikiran kamu itu? Ini proyek besar, Vega. Dan kita hampir kehilangannya karena kecerobohan kamu!” ujarnya. “Papa nggak habis pikir sama kamu. Padahal kemarin kamu sendiri yang mohon-mohon sama Papa biar bisa menangani kerja sama dengan LKA. Tapi sekarang apa? Kamu bikin Papa malu tau nggak!” Akmal tak henti mengomeli Vega. Sementara gadis itu