Richard tersentak keheranan. "Oh?" ujarnya.
"Dan tolong kirim orang untuk mengganti kunci rumahku!" tambah Kimberly.
Dalam keseharian Richard adalah senior Kimberly. Namun wanita itu lebih leluasa memerintah daripada dirinya. Richard tidak punya alasan membantah. Ia segera melaksanakan titah Kimberly.
Kimberly pergi ke kantor polisi Kota CC. Perlu waktu setengah jam untuk mencapai tempat itu dengan mobil sedan mini berwarna putih miliknya. Bangunan kantor itu berupa gedung bertingkat tujuh, diapit dua gedung yang lebih tinggi. Pos jaga di pintu gerbang menghentikannya untuk pemeriksaan keamanan. Kimberly memarkir mobilnya di parkiran bawah tanah lalu masuk ke dalam gedung itu melalui pintu depan. Dia melihat papan menu pelayanan serta denah ruangan. Dia menuju bagian pelayanan untuk membuat aduan. Seorang petugas berbadan gempal melayaninya.
"Ada yang bisa kami bantu, Miss?" tanya pria dengan papan nama bertulisan DiCaprio. Matanya sayu karena kurang tidur.
Kimberly duduk di depan meja petugas itu. "Saya kemari mau melaporakan seseorang karena menguntit dan melanggar batas privasi saya,” beber Kimberly.
DiCaprio mulai membuat catatan di komputernya. "Nama Anda, Miss?"
"Kimberly Ryder."
"Dan siapa yang ingin anda laporkan?"
"Vincent Black."
DiCaprio tersentak mendengarnya. Ia melirik sekilas pada Kimberly dengan kening terangkat sebelah. Di jajaran kepolisian, mereka tidak asing lagi dengan nama Vincent Black, The Saint. Namun baru kali ini ia mendengar Vincent dilaporkan karena hal sepele oleh seorang wanita. Jika pun ada keluhan, wanita akan melaporkan Vincent karena ingin bercinta dengannya.
"Baiklah, Miss, tunggu sebentar!" kata DiCaprio. Ia lalu meninggalkan mejanya untuk mengambil kopi dan donat serta menyempatkan menggosip dengan rekannya.
Kimberly melihat sekeliling. Suasana pagi menjelang siang itu di kantor polisi memang cukup ramai. Tampak segerombolan anak muda babak belur, tangan mereka diborgol. Beberapa opsir menggiring mereka ke ruang pemeriksaan. Petugas lain tampak sibuk juga dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Dia melirik jam tangannya. Sudah lima menit petugas tadi meninggalkannya. Kimberly memutuskan meninggalkan mejanya dan berjalan-jalan dalam bangunan itu. Rasa penasaran mendorongnya untuk mencoba lift mereka. Dia ingin melihat ruangan-ruangan lainnya.
Selang beberapa waktu Kimberly tampak kebingunan, sepertinya dia tersesat dalam bangunan itu. Dia lalu meminta bantuan kepada seorang petugas untuk menunjukkan jalan kembali ke ruang pelayanan. Sampai di sana, petugas DiCaprio sudah duduk di mejanya. Petugas itu tampak marah. Kimberly meminta maaf padanya dan mengatakan bahwa dia tersesat tadi.
Petugas itu lalu menyerahkan sebuah surat padanya yang menyatakan bahwa Vincent Black dilarang mendekati dirinya dan tempat tinggalnya ditambah petugas polisi akan melakukan patroli di lingkungan rumahnya secara berkala.Kimberly menerima surat itu dan dia tersenyum puas saat meninggalkan tempat itu.
Dari kantor polisi, Kimberly menuju TK Eveready, sekolah tempatnya bekerja.
Dia datang kesana bukan untuk urusan sekolah. Di lingkungan sekolah itu ada sebuah flat tingkat tiga yang menjadi tempat kerja alternatifnya. Flat itu berdesain minimalis dilengkapi furniture modern dengan interior didomi.nasi warna abu-abu.
Lantai dasar bangunan itu digunakan sebagai kantor Richard atau Rich Man. Ia adalah seorang pria berusia 30 tahun, bertubuh tegap dan wajah tampan, rambut cokelat yang tertata rapi, sorot mata yang hangat. Pria ramah yang dengan mudah disukai wanita mana pun, bahkan nenek-nenek pun akan jatuh cinta padanya. Ia adalah seorang pengacara, sekaligus pemilik yayasan sekolah tempat Kimberly bekerja.
Lantai 2 dan 3 adalah tempat tinggal Richard. Sedangkan di bagian rubanah adalah tempat mereka melakukan pekerjaan sesungguhnya.
Di lantai 2 ada sebuah perapian terbuat dari balok pualam bermotif hexagonal. Kimberly menekan tombol rahasia di antara motif serupa sarang lebah itu dan lantai di bawah keset di depan perapian terbelah.
Sebuah tangga menuju ke rubanah tampak dalam temaram. Begitu Kimberly menuruninya, lantai tertutup dan rubanah menjadi terang benderang. Terdapat sebuah meja persegi besar di tengah ruangan. Kimberly membuka cetak biru sebuah gedung. Kantor Polisi Kota CC.
Tak seberapa lama, pria berambut cokelat dengan tubuh atletis dibalut setelan kemeja dan celana kain warna gelap datang dan menyapanya dengan senyum tipis. “Siap untuk misi malam ini, Kimmy?”
Kimberly membalas senyumnya dan mengangguk mantap. “Tentu saja, Rich Man! Aku sudah menunggu hal ini bertahun-tahun.” Dia dan Richard membahas tentang rencananya malam ini.
Menyelinap ke dalam kantor polisi itu. Masuk ke tempat penyimpanan barang bukti dan berhasil keluar. Selamat dan tidak terdeteksi.
Richard mengakses suatu program di laptopnya. Pria itu juga ahli komputer dan penyusup. Sama seperti Kimberly, ia juga direkrut oleh Xander Xin. Malah Xin Corp merekrutnya ketika ia masih anak-anak.
Sementara Richard mengunduh data, Kimberly menyiapkan peralatannya. Dia menekan tombol dan sebuah ruang rahasia terbuka. Berbagai macam senjata tersusun rapi di dalamnya. Berbagai macam alat-alat elektronik, berbagai perlengkapan tempur dan menyusup.
Kimberly mengambil beberapa yang diperlukannya. Malam ini dia akan menjalankan misinya.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, suasana di lingkungan rumah Kimberly sunyi senyap karena itu merupakan kawasan perumahan yang didominasi warga pekerja kantoran. Dalam jubah tidur Kimberly melongok keluar jendela melihat mobil patroli polisi lewat di depan rumahnya. Hmm ... para polisi ini serius menjalankan tugas mereka. Kimberly mengangguk puas dengan kinerja kepolisian Kota CC. Kimberly duduk kembali ke sofa untuk melanjutkan menonton acara favoritnya di televisi. Animal Planet.
Setelah lewat tengah malam. Kimberly mematikan sebagian lampu dalam rumah dan membiarkan televisi menyala dengan suara rendah. Dia naik ke kamar dan masuk ke kamar ganti untuk mengganti gaun tidurnya. Dia mengenakan pakaian serba hitam yang membentuk lekuk tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dia menutupi kepalanya hingga hanya mata yang terlihat.
Tepat jam 1 dini hari, Kimberly melirik jam tangannya lalu menekan pasak telinganya. “I'm on my way,” katanya. Dia berkomunikasi dengan Richard yang menunggunya di suatu tempat.
Kimberly keluar dari rumahnya melalui pintu belakang. Dia menyelinap di antara pepohonan lalu menghilang dalam kegelapan.
Kimberly masuk ke sebuah sedan taksi berwarna jingga. "Selamat malam, Kimmy!" sapa sopir taksi yang ternyata adalah Richard.
"Selamat malam, Rich Man!" balas Kimberly dengan seringai gembira. Dia duduk di sebelah Richard. Pria itu segera mengemudikan taksi menuju pusat kota.
Taksi yang membawa Kimberly dan Richard tiba di dekat kantor polisi Kota CC. Mereka parkir dalam sebuah gang yang tidak terjangkau CCTV di sekitar area itu. Kimberly keluar dari mobil. Dia memandang ke langit yang hitam pekat, di antara dua gedung tinggi.
Gedung dekat mereka tingginya 15 lantai, lebih tinggi daripada gedung Kantor Polisi Kota CC. Kimberly yang akan memasuki target mereka, sedangkan Richard memantau situasi dan tugas utamanya adalah memanipulasi sistem keamanan di sekitar mereka. Richard mempersiapkan laptopnya, memasang alat komunikasi di telinga dan jemarinya mulai bergerak lincah di papan huruf.
Tidak perlu waktu lama baginya membobol sistem kemanan kantor polisi itu. Ia segera mengomando Kimberly.
"Waktumu 15 menit, Kim! Hitung mundur mulai .... Sekarang!"
***
Bersambung ....