Ibarat takdir. Mungkin memang digariskan begitu. Disaat hidupnya hancur begini, masih ada yang membantunya berdiri. Ia menangis kuat. Rasanya seperti hampir mati. Nyawanya memang hampir melayang. Andai mobil tadi tak berhenti tepat waktu. Ini bukan adegan film. Ini kenyataan. Namun bukan orang yang menolongnya yang membuatnya terpesona. Melainkan orang yang justru baru saja melintas di depannya. Tak menoleh ke arahnya karena sudah jelas, ia sedang bersama siapa? Tentu saja seorang perempuan. Berpayungkan merah jambu bersama sang istri. Ia malah termangu meski sudah ada tangan lain yang menengadah. Karena tak digubris, akhirnya ia ditepuk-tepuk biar sadar kalau ada orang yang berupaya mmebantunya. Kok malah diabaikan sih? "Kakaknya gimana sih? Orang mau bantu kok gak digubris? Yo wes kal