Setibanya di depan gerbang Yonif 01 Marinir, aku, istri dan ke empat buah hatiku langsung turun dari Taksi yang kami tumpangi.
Aku melangkahkan kakiku bersama ke empat anakku, aku beserta keluargaku di sambut dengan sangat hangat. Oleh Komandan Batalion dan Ketua Jalasenatri.
Kami di sambut dengan sangat hangat, oleh mereka semua. Mereka sangat baik menyambut kedatangan kami.
Aku dan Dewi, langsung menuju ruangan Komandan Batalion. Aku dan Komandan Batalion terdahulu melakukan serah terima jabatan.
Hari ini tepat hari senin, aku dan para prajurit terbaik bangsa sedang melaksanakan upacara di pagi hari.
Setelah upacara selesai, aku dan para prajurit ada latihan menembak di Hutan. Sesuai dengan julukan kami sebagai Marinir atau hantu laut.
Kami harus menjadi hantu laut, yang sangat di takutin lawan, disegani lawan tetapi tetap di sayangi dan di cintai oleh Masyarakat khalak banyak. Tetap melindungi rakyat apa pun yang terjadi, menjadi seorang abdi negara yang baik.
"Ayo kalian semua, pada semangat dong! Masa hanya segitu saja kemampuan menembak kalian. Ingatlah jadilah terbaik dari yang terbaik, jangan sampai memalukan kesatuan kita Marinir!" ungkap aku dengan menyemangati para prajuritku.
"Siap Komandan," jawab mereka semua secara serempak.
"Apakah kalian semua pada letih dan lelah?" tanyaku dengan nada meninggi.
"Tidak Komandan," jawab mereka secara serempak.
"Kalau kalian semua tidak capek dan lelah, kenapa nadanya seperti orang kecapean dan kelelahan?" tanyaku mencoba menyemangati anak-anakku. Untuk selalu dan tetap semangat.
Sedangkan istriku Tiara, mungkin sekarang sedang marah. Tiara sedang emosi. Aku nggak tau kenapa? Apa yang terjadi dengan istriku Tiara?
Tiara membawakan aku dan anak-anak prajuritku, membawakan minuman wedang jahe. Yang mampu menghangatkan tubuh kami.
Tubuh kami terasa hangat, dan sangat segar sekali.
"дорога ти чому? Ваше обличчя так зігнуте, вас щось турбує?
doroha ty chomu? Vashe oblychchya tak zihnute, vas shchosʹ turbuye?" tanyaku kepada Tiara dengan tersenyum.
(Sayang kamu kenapa? Wajahmu di tekuk seperti itu, apakah ada sesuatu yang menggangu pikiranmu?)
"я в порядку, дитинко,
ya v poryadku, dytynko," jawab Tiara dengan menitikan air mata.
Sontak saja, aku sangat kaget sekali. Kenapa Tiara istriku menitikan air mata seperti itu.
"あなたはティアラに*をついています、**なる*に**に*ってください。なんでだめなの?さあ、あなたの*から*も*さないでください。*はティアラを*っています、
Anata wa tiara ni uso o tsuite imasu, shin'ainaru watashi ni shōjiki ni itte kudasai. Nande damena no? Sā, anata no otto kara nani mo kakusanaide kudasai. Tsumi wa tiara o shitte imasu," tanyaku dengan tersenyum.
(Kamu bohong Tiara, jujur saja kepadaku sayang. Kenapa kau berbong? Ayo cerita jangan ada yang di tutupi dari suamimu. Dosa tau Tiara,)
"*はとても*れている、とても*れている、そしてとても*れている。*は**の*に**されませんでした。*がジャラセナトリの**になった*、*らは*を**する**があります。*について**したり*したりしないでください、
Watashi wa totemo tsukarete iru, totemo tsukarete iru, soshite totemo tsukarete iru. Watashi wa heishi no tsuma ni kansha sa remasendeshita. Watashi ga jarasenatori no shuchō ni natta ima, karera wa watashi o sonchō suru hitsuyō ga arimasu. Watashi ni tsuite hikaku shi tari hanashi tari shinaide kudasai," keluh Tiara dengan menangis.
(Aku sangat capek, letih dan sangat lelah. Aku seakan tak di hargai oleh para istri-istri prajurit. Sekarang aku adalah Ketua Jalasenatri, harusnya mereka menghormatiku. Jangan membanding-bandingkan dan membicarakanku,)
Tiara istriku rupanya, begitu sangat sensitif rupanya. Aku memeluk dan merangkul istriku dengan penuh cinta dan kasih sayang.
"それは**なる、それについて**しないでください。それを**に*け*めないでください、*は*えます、キャラバンは*り*ぎます。あなたが*らと*き*っているとだけ*いましょう、あなたは*らの*を*むことができるはずです。あなたの**たちの*を*りなさい、あなたはリーダーです。*いジャラセナトリの*になりなさい、
Sore wa shin'ainaru, sore ni tsuite shinpaishinaide kudasai. Sore o shinken ni uketomenaide kudasai, inu wa hoemasu, kyaraban wa tōrisugimasu. Anata ga karera to tsukiatte iru to dake iimashou, anata wa karera no kokoro o nusumu koto ga dekiru hazudesu. Anata no kodomo-tachi no kokoro o tori nasai, anata wa rīdādesu. Yoi jarasenatori no haha ni nari nasai," ucapku dengan menasehati istriku.
(Sudah sayang, tak usah di hiraukan. Tak usah di anggap serius, anjing menggong-gong kafilah berlalu. Anggap saja kamu bersosialiaasi dengan mereka, kamu harus dapat mencuri hati mereka. Ambil hati anak-anakmu, kamu adalah pemimpinnya. Jadilah Ibu Jalasenatri yang baik,)
Lama sekali aku menenangkan Tiara, mungkin dia kaget. Karena aku tau, jika selama di Papua dia nggak pernah bahkan jarang mengikuti kegiatan Ibu Jalasenatri.
Sudahlah apa boleh buat? Aku sangat percaya dan yakin seiring berjalannya waktu, Tiara akan dapat beradaptasi dengan baik sebagai Ibu Jalasenatri.
Menjadi ketua Jalasenatri, dengan baik.
Menjadi pemimpin yang baik dan tidak mudah tersinggung.
"はい、**なる、*はより**することを*びます。*いリーダーになるためにもう****ります、
Hai, shin'ainaru, watashi wa yori seijuku suru koto o manabimasu. Yoi rīdā ni naru tame ni mōichido ganbarimasu," ungkap Tiara dengan tersenyum.
(Iya sayang, aku akan belajar lebih dewasa lagi. Aku akan berusaha keras lagi menjadi pemimpin yang baik,)
"はい、それでは*に*りましょう。まず*ち*いてみましょう。
Hai, soredewa ie ni kaerimashou. Mazu ochitsuite mimashou." ucap Dewi dengan tersenyum.
(Iya sayang, kalau begitu kita pulang saja. Kita tenangin dulu,)
Aku mengajak Dewi pulang, aku mengajak Dewi bersantai dengan ke empat anak-anak kami dengan menonton drama Korea keluarga.
Aku sangat menikmatinya, menikmati hari-hari saya bersama keluarga saya. Apalagi anak-anak saya sekarang sangat bahagia.
"あなたはもう*しくないですよね?またハニーを*つけませんか?
Anata wa mō kanashikunaidesu yo ne? Mata hanī o kizutsukemasen ka?" tanyaku kepada Tiara.
(Kamu sudah tidak sedih lagi kan sayang? Kamu jangan terluka lagi sayang?)
"はい、**なる、*はもう*しいことはありません。*はあなたを*らせないことを**します、*はあなたの*い**を*ります。*はジャラセナトリの**になれるといいのですが、
Hai, shin'ainaru, watashi wa mō kanashī koto wa arimasen. Watashi wa anata o komara senai koto o yakusoku shimasu, watashi wa anata no yoi namae o mamorimasu. Watashi wa jarasenatori no hahaoya ni nareruto ī nodesuga," jawab Tiara dengan tersenyum.
(Iya sayang, aku nggak akan bersedih lagi. Aku janji tak akan membuat kamu malu, aku akan menjaga nama baik kamu. Semoga saja aku dapat menjadi Ibu Jalasenatri dengan baik,)
"*たちの*はすでに*いです、*たちの*は**に*ることに*れを*げました。すみません、ママとパパ、
Watashitachi no haha wa sudeni nemuidesu, watashitachi no chichi wa saisho ni nemuru koto ni wakare o tsugemashita. Sumimasen, mama to papa," ucap anak-anakku secara bersamaan.
(Mama kami sudah mengantuk, Papa kami pamit tidur lebih dulu. Permisi Mama dan Papa,)
"はい、*の**たち、**なる*り。*い*い*、
Hai, watashi no kodomo-tachi, shin'ainaru nemuri. Yoi amai yume," ucapku dengan tersenyum.
(Iya anak-anakku, tidurlah sayang. Semoga mimpi indah,)
"はい、*の*する**たち、*い*。*く*きないでください、
Hai, watashi no aisuru kodomo-tachi, amai yume. Osoku okinaide kudasai," ucap istriku Tiara turut menimpali.
(Iya anak-anakku sayang, mimpi yang indah. Jangan sampai bangun telat nak,)
Bersambung.