Setibanya kami di rumah kawan Bang Andy, Bang Reno. Aku dan Bang Andy nafas kami masih tersengal-sengal seperti habis lari maraton saja.
Ya Tuhan, aku sudah tidal kuat rasanya. Bang Reno dan istrinya Mbak Ratna mempersilahkan kami makan dan minum.
" Silahkan di minum tehnya, mau kue nggak?" tanya mbak Ratna kepada aku dan Abang Andy.
" Terima kasih Mbak, teh saja juga sudah cukup. Kami nggak mau merepotkan," jawabku dan Abang Andy secara bersamaan.
" Udah yang, bawain kue. Ini tolong belikan Mie Ayam uangnya beli empat yang," titah Mas Reno kepada Mbak Ratna.
" Ok yang," jawab Mbak Ratna secara singkat.
Mbak Ratna pulang membawa empat bungkus Mie Ayam, mie ayam dengan rasa pedas dan gurih.
Kami semua sangat menikmati hidangan mie ayam ini, rasanya asin pedas dan gurih.
"Kalian itu kawan satu liting?" tanya Abang Reno kepada kami.
" Junior aku Kawan," jawab Abang Andy singkat.
" Kawanku ini terkenal galak, bahkan panggilannya adalah si cabai rawit karena kalau sudah berkata mulutnya pedas. Bagaikan si cabai rawit," ucap Abang Reno sambil tersenyum.
" Enak saja kau ini, dari pada kau. Si mulut kasar," ucap Abang Andy sambil tersenyum.
Tiba-tiba ponselku berdering, ternyata yang menghubungi aku adalah Komandan aku.
" Halo! Selamat malam," sapa Komandan sambil tersenyum.
" Halo! Selamat malam Komandan," sapaku kepada Komandan.
" Adrian ada kabar baik, kamu di tugaskan ke Lebanon selama satu tahun. Apakah kamu bersedia?" tanya Komandanku kepadaku.
Tentu saja aku sangat senang dan bahagia, apalagi aku akan di kirim ke Lebanon penugasan satu tahun di sana.
Ya Tuhan, hatiku sangat bahagia sekali. Terima kasih Tuhan, karena telah mengabulkan permintaanku.
Aku sangat bahagia, rasanya kebahagianku tak dapat di lukiskan dengan kata-kata.
" Adrian kamu dengarkan, kamu di tugasksan ke Lebanon sebagai pasukan Garuda apakah kau bersedia?" tanya Komandan kepadaku.
" Siap Komandan saya bersedia," jawabku dengan sangat gembira.
" Kamu sekarang di mana?" tanya Komandan kepadaku.
" Saya sedang di komplek TNI AD Komandan," jawabku singkat.
" Kamu di mana? Komplek TNI AD kan luas?" tanya Komandanku seperti mengintograsiku.
' Saya di komplek yang di daerah Cijantung Komandan,' jawabku singkat.
" Kamu sama siapa?" tanya Komandan kepadaku.
" Saya dengan Lettu Andy Komandan," jawabku singkat.
Setelah mengakhiri telephone, Bang Andy bertanya kepadaku. Ada keperluan apa aku di telephone oleh Komandan?
" Komandan telephone ada keperluan apa?" tanya Bang Andy kepadaku.
" Aku akan di tugaskan ke Lebanon, dalam masa tugas satu tahun. Aku mulai bersiap dalam seminggu ini," jawabku sambil tersenyum.
" Wah, bagus sekali. Selamat iya. Kamu hebat sekali," ucap Abang Andy sambil tersenyum.
Aku dan Bang Andy, pamit sekitar jam sembilan malam. Kami takut, asrama kami di tutup bisa gawat kan.
" Bro kami pamit iya," ucap Abang Andi sambil memeluk Reno sahabatnya.
" Iya Bro, hati-hati di jalan iya Bro. Jangan ngebut-ngebut bro udah malam," ucap Abang Reno sambil memberikan nasehat.
" Abang Reno, saya pamit iya. Terima kasih iya Bang," ucapku sambil tersenyum ke arah Abang Reno.
" Iya hati-hati Adrian, kalau Andy ngebut jewer saja kupingnya. Itu titik kelemahan Andy," ucap Abang Reno sambil tertawa terbahak-bahak.
Aku dan Abang Andy lupa membeli bensin, dengan terpaksa kami berdua mendorong motornya. Hingga sampai ke tangan penjual bensin eceran. Kami membeli hingga penuh.
Aku dan Abang Andy, melewati jalan yang sepi. Kami hampir saja menjadi korban begal, nekad sekali Abang Andy ini. Seakan kami memiliki nyawa seribu. Kami berantem dengan pelaku begal.
Kami ngebut, ke penjual minuman dan makanan. Abang Andy mengajakku makan, ya ampun bukannya kami sehabis makan mie ayam di rumah Abang Reno.
Ternyata hormon selera Abang Andy meningkat, tatakala sehabis berantem. Itu yang membuatnya terpancing.
" Makan yang banyak Adrian, sebagai seorang prajurit kamu harus banyak makan. Jangan sampai seperti ini," titah Abang Andy kepadaku.
" Maaf Abang, perutku sudah kenyang. Aku takut sakit perut," ucapku sambil tersenyum.
" Yasudah tetapi lain kali kau harus banyak makan, supaya kuat. Ingat iya Adrian kamu harus banyak makan supaya kuat," ucap Abang Andy sambil tersenyum.
Aku dan Abang Andy kembali ke asrama, untung saja gerbang belum di tutup. Tetapi aku dan Abang Andy tetap di kenai hukuman.
Kami berdua di skorjam dan di suruh puah up, rasanya capek, letih dan lelah. Tetapi iya sudahlah itu ada skuensinya yang harus kami terima. Secara aku dan Bang Andy telat. Setelah selesai kami menerima hukuman, kami ber dua tertidur karena ke capean.
Aku tertidur, aku terbangun sekitar jam empat pagi. Aku mengikuti pelatihan kurang lebih selama seminggu di asrama. Dengan berlatih dan belajar, hingga akhirnya kami di berangkatkan ke Lebanon.
Komandan kami akhirnya menyuruhku ke Bogor, karena semua harus berkumpul di Bogor sebelum aku berangkat. Setibanya aku di Bogor, aku dan pasukan Garuda lainnya berkumpul.
Aku dan kami semua, kami pergi ke Lebabon, berangkat dari Bandara.
Kedua orang tuaku dan kedua orang tua angkatku hadir, mereka memberikan semangat kepadaku. Mereka semua memberikan semangat membara, semangat empat lima. Tak pernah gencar untuk maju.
Ayah dan Ibuku menangis, mereka berdua sangat menyayangi aku. Mereka berdua memelukku dengan penuh cinta kasih dan sayang.
" Nak hati-hati iya, selama kamu di Lebanon. Ibu sayang kamu nak," ucap Ibu sambil memelukku.
" Terima kasih Ibu, aku juga sayang Ibu," ucapku sambil tersenyum.
" Sama-sama nak," ucap Ibu dengan senyuman manis dan terbaik miliknya.
" Hati-hati iya nak, semoga saja kamu sehat-sehat di sana nak. Sehat selalu nak," ucap Ayah sambil tersenyum.
" Iya Ayah, Ayah juga jaga kesehatan iya. Ayah harus tetap sehat," ucapku sambil tersenyum.
" Jika butuh sesuatu bilang ke Papi, nanti Papi berikan uang ke kamu sayang. Jaga kesehatan nak," ucap Papi dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya.
" Baik Papi, tetapi Adrian nggak mau merepotkan. Adrian maunya mendapatkan uang dari hasil kerja keras Adrian selama ini," ucapku sambil tersenyum.
" Kamu nggak merepotkan, kamu itu anak Papi. Sekalipun hanya anak angkat," ungkap Papi sambil tersenyum.
" Baik Pap, thanks you for me. I Love Pap," ucapku sambil tersenyum.
" Sayang jangan sampai telat makan, aku sayang kamu nak. Doakan Mami semoga kelahiran Mami sehat-sehat saja," ucap Mami yang minta di doakan.
" Iya Mami, terima kasih. Mami juga jaga kesehatan dan jangan telat makan, Adrian pasti akan selalu mendoakan Mami," ucapku sambil tersenyum.
Aku melambaikan tanganku, untuk pergi tugas ke Lebanon. Aku pergi meninggalkan kelurgaku, orang-orang sangat aku sayangi dan cintai.
Di dalam pesawat, aku sangat mengantuk. Aku ingin paksakan tidur, tetapi tidak bisa untuk tertidur. Banyak Prajurit dari tiga matra, yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Kami sangat bangga menjadi pasukan Garuda.
Setibanya di Lebanon, aku dan kawan-kawanku beristirahat sejenak. Sebelum kami bertempur malam hari.
Karena kami akan melaksanakan tugas, sebagai pasukan Garuda menjaga perdamaian di daerah perbatasan Israel dan Palestina.
Tidak terasa, sudah hampir dua bulan saya di tugaskan di Lebanon. Begitu banyak hal yang baik dan buruk, yang telah aku jalanin.
Aku berkawan baik dengan Michael, Pasukan Khusus Paskas Angkatan Udara asal amerika serikat. Kami berkawan baik, karena kami memiliki satu frekuensi yang sama.
" Terimakasih Michael, " ucapku sambil tersenyum.
" Sama-sama Adrian," ucap Michael dengan tersenyum.
" Kamu mau kan kerja di pabrik? Lumayan Adrian hasilnya, kamu kan butuh dana untuk orang tuamu. Apalagi Mami angkatmu sebentar lagi mau melahirkan," tanya Michael kepadaku.
" Lumayan gajimu 200 dolar seminggu, kita seminggu kerja hanya tiga hari saja. Akan lebih mudah," ucap Michael sambil tersenyum.
Aku akhirnya memutuskan untuk kerja sama dengan Michael, kerja bareng Michael di pabrik. Secara di pabrik, lebih enak karena kami tugasnya di bagian pengamanan. Pasti kami menjadi kepala securiti.
Aku dan Michael sangat akrab, dia ibarat senior seperti Abang Andy. Michael itu pemuda pekerja keras dan sangat tangguh. Kami memiliki frekuensi yang sama. Mungkin mereka yang melihat kami, akan berangapan jika aku dan Michael adalah saudara kembar dari rahim berbeda.
Ya Tuhan, aku ngarep banget ingin menjadi kembaran Michael. Padahal jelas-jelas kami berbeda, kami sungguh tak sama.
" Hey! Adrian are you okay?" tanya Michael membuyarkan lamunanku.
" Yes I'm okay," jawabku dengan tersenyum.
" Kamu jangan melamun, nanti ke sambet setan tau rasa kamu. Jangan banyak pikiran ok," ucap Michael menasehatiku.
Entah mengapa mataku kunang-kunang, aku seperti kurang sehat.
" Are you ok Adrian?" tanya Michael.
" Yes i'm ok," jawabku sambil tersenyum.
" Seriosly," ucap Michael tidak yakin.
" Aku nggak apa-apa Michael," ucapku mencoba meyakinkan kawan beda negaraku.
" Iya aku yakin itu apa ada darah di hidungmu," ucapnya sambil menunjuk hidungku.
Bersambung.