Di Angkat Menjadi Bapak KASAL

1477 Kata
(Iya nak, tentu saja putriku sayang. Kita semua akan pindah juga,) Aku dan anak-anakku, akhirnya tertidur karena sudah malam sekali. "**たちは*いです、*たちはぐっすり*ります。ママはとても*いです、ハニー、ユグ*で*りましょう! Kodomo-tachi wa osoidesu, watashitachi wa gussuri nemurimasu. Mama wa totemo nemuidesu, hanī, yugu-go de nemurimashou!" ajak Tiara dengan tersenyum. (Anak-anak sudah malam, kita tidur yugh. Mama sudah mengantuk sekali, sayang kita tidur yugh!) "ママ、*たちもとても*いです。*だから、 Mama, watashitachi mo totemo nemuidesu. Yorudakara," ucap anak-anakku dengan serempak. (Baik Mama, kami juga sudah sangat mengantuk sekali. Karena sudah malam,) "Pa、Ma*たちはとても*いです。*ますね Pa, Ma watashitachi wa totemo nemuidesu. Nemasu ne," ungkap ke empat buah hatiku dengan sangat kompak sekali. (Pa, Ma kami mengantuk sekali. Kami tidur duluan iya,) Setelah anak-anakku tertidur, aku dan istriku akhirnya segera tertidur. Kami berdua memasuki kamar kami masing-masing, aku dan Tiara kini kami berdua masuk ke dalam kami. Setelah serah terima jabatan, aku akhirnya ke Jakarta. Kini aku beserta keluargaku. Kami menghadiri, acara aku di lantik. Aku sangat bangga sekali, atas pencapaian aku. Sekarang aku di percaya, menjadi Bapak KASAL di usia yang sangat muda sekali. Aku menempati rumah dinasku, yang berada di Salemba. "Selamat iya Adrian, kau memang layak. Kamu layak menjadi KASAL," ungkap Bapak KASAL yang aku gantikan. "Terima kasih Jenderal," ucapku dengan tersenyum. "Selamat Adrian, kau memang sangat layak sekali. Kau layak menjadi Bapak KASAL, semoga kamu dapat mengemban tugas kamu dengan sebaik mungkin. Aku sungguh sangat bangga sekali," ucap Bapak Panglima dengan tersenyum dan memelukku. "Terima kasih banyak Pak," ucapku dengan tersenyum. Setelah pelantikan selesai, aku segera pulang. Setibanya di rumah aku langsung masuk ke dalam kamar, istriku tiada henti memberikan selamat dan semangat kepadaku. "*****,****。******, Gōngxǐ qīn'ài de, jiùzhí diǎnlǐ. Wǒ zhēn de hěn zìháo," puji Tiara dengan tersenyum. (Selamat iya sayang, atas pelantikan kamu. Aku sungguh bangga sekali,) "*******,******************。*********。 Fēicháng gǎnxiè qīn'ài de, wǒ bǎozhèng wǒ huì chéngwéi yīgè fēicháng hǎo de kǎ sà ěr xiānshēng. Wǒ yě méi xiǎngdào huì zhème kuài." ungkapku dengan penuh semangat berapi-api. (Terima kasih banyak sayang, aku berjanji aku akan menjadi Bapak KASAL yang sangat baik. Aku juga nggak menyangka akan secepat ini,) "**,***,*******。***********, Shì de, qīn'ài de, nǐ bìxū bǎochí jīngshén. Nǐ yīdìng yǒu hěn hǎo hěn hǎo de shìyè," ucap Tiara dengan selalu menyemangati aku. (Iya sayang, kamu harus tetap semangat. Kamu harus berkarir dengan sangat bagus dan baik,) "***,*****,**********!***,*********。 Qīn'ài de, shíjiān bù zǎole, wǒmen háishì hǎohǎo shuì yī jué ba! Hěn wǎnle, míngtiān bùyào ràng wǒmen chídào." titahku dengan tersenyum. (Sayang sudah malam, sebaiknya kita tidur yugh! Sudah sangat malam sekali, besok jangan sampai kita telat.) "**,***,****。************** de, qīn'ài de, wǒ yě hěn kùn. Wǒ xīwàng wǒmen méiyǒu chídào," ucap Tiara dengan tersenyum. (Iya sayang, aku juga sangat mengantuk sekali. Semoga kita nggak telat,) Aku terbangun sekitar jam empat pagi, aku segera membangunkan Tiara. "******,******!***********? Bǎobèi xǐng xǐng bǎobèi, wǒmen qù xǐzǎo ba! Nǐ yào yīqǐ xǐzǎo háishì wǒ xiān qù?" tanyaku dengan nada menggoda. (Sayang bangun sayang, kita mandi yugh! Mau mandi bareng atau aku duluan?) "**,***,*******。*****************,************, Shì de, qīn'ài de, wǒmen yīqǐ xǐzǎo ba. Wǒ xiǎng yīqǐ xǐ gè zǎo wǒ zhēn de hěn xiǎng nǐ wǒ de zhàngfū, wǒmen hǎojiǔ méiyǒu zuò xīnzàng yùndòngle," jawab Tiara dengan jawaban menggoda. (Iya sayang, kita mandi bareng saja. Aku mau mandi bareng aku sangat merindukan kamu suamiku, udah lama juga kita nggak olahraga jantung,) "**,***,**********。*****,**,***********,*********。************* de, qīn'ài de, tóngyàng de tóushì wǒ yě hěn xiǎng nǐ. Yǐjīng hěnjiǔle, shì de, wǒmen méiyǒu yīqǐ zuò xīnzàng duànliàn, dàn wǒmen yīnggāi bù huì tài jiǔ. Wǒmen bìxū zūnshǒu jìlǜ," ucapku dengan tersenyum. (Iya sayang, sama Tiara aku juga sangat merindukan kamu. Sudah lama sekali iya kita nggak olahraga jantung bersama, tetapi kita jangan lama-lama. Kita harus disiplin waktu,) "****,***,*********? Hǎo de hǎo de, qīn'ài de, jīntiān wǒmen yào qù zǒngbù ba?" tanya Tiara dengan tersenyum. (Ok baiklah sayang, hari ini kita ke Mabesal kan?) "**,***********, Shì de, qīn'ài de jīntiān wǒmen yào qù zǒngbù," jawabku dengan tersenyum. (Iya sayang hari ini kita ke Mabesal,) Setelah kami berdua melalukan olahraga jantung, aku dan Tiara kini sedang bersiap-siap bersih-bersih. Setelah selesai, aku dan Tiara kini kami berdua mengenakan seragam kami. Aku mengenakan seragam PDL lengkap. (Pakaian Dinas Lengkap) sedangkan Tiara terlihat sangat cantik dan manis. Mengenakan Seragam Ibu Jalasenatri. Terlihat sangat anggun dengan rambut di sempol ke belakang. "**,*****,****。******, Tiān nǎ, lǎogōng hào shuài a, nǐ hǎo shuài a. Wǒ hěn wèi nǐ jiāo'ào," puji Tiara dengan tersenyum ke arahku. (Ya ampun suamiku tampan sekali, kau terlihat sangat gagah sekali. Aku sangat bangga kepada kamu,) "*********,******。*********ǐ shì fēicháng piàoliang de tóushì, shènzhì fēicháng yōuyǎ. Xièxiè qīn de kuājiǎng," puji aku kembali dengan tersenyum. (Kamu sangat cantik Tiara, bahkan sangat anggun. Terima kasih sayang atas pujian kamu,) "***,******,***********。*******, Qīn'ài de, wǒmen mǎshàng xià lóu, wǒmen hé háizimen yīqǐ chī zǎocān. Kělián wǒmen de háizi," pinta Tiara dengan tersenyum. (Sayang ayo kita segera turun ke bawah, kita sarapan pagi bersama anak-anak. Kasian anak-anak kita,) "**,***,*********。*******, Hǎo de, qīn'ài de, ràng wǒmen lái kàn kàn háizimen. Kěxí děngle zhème jiǔ," ucapku dengan tersenyum. (Ok sayang, ayo kita segera menghampiri anak-anak. Kasihan mereka menunggu lama,) Rupanya Debora putri kami, sudah membuatkan sarapan pagi untuk kami semua. Kami makan Sanwitch dan s**u. "*,*******,*******。********, wǒ de nǚ'ér dài bó lā, nǐ jì cōngmíng yòu língqiǎo. Xièxiè érzi," ucapku dengan tersenyum. (Wah Debora putriku, kau memang pandai dan cekatan. Terima kasih nak,) "**,****,*********。****, Shì de, bàba māmā, xièxiè bàba māmā de kuājiǎng. Xiǎngyòng zǎocān," ucap Debora dengan tersenyum. (Iya Mama dan Papa, terima kasih iya Ma Papa atas pujiannya. Selamat sarapan,) Setelah selesai makan, aku dan istriku Tiara mengantarkan anak-anak kami ke sekolah mereka. Setelah selesai mengantarkan mereka, aku segera mengendarai mobil dinasku menuju Mabesal. Ketika belokan, aku hampir saja menabrak seekor kucing hitam. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN