Meried With Tiara

1003 Kata
Ya ampun sayangku Tiara, dia terjatuh. Aku membawa Tiara kekasihku ke rumah sakit. Ternyata kekasihku Tiara lemah, letih dan tidak bertenaga. "Mas aku mau makan Bakso yang pedas," ucap Tiara dengan sangat manja. "Nggak boleh sayang," ucapku sambil melarang gadis cantikku. "Why honey," tanya gadis cantikku kepadaku. "Kamu baru sembuh dari sakit, nanti klo udah sembuh. Baru makan bakso lagi boleh," ungkapku dengan senyuman. "Kamu istirahat dulu di rumah sakit iya sayang, nanti kita pulang. Aku antar kamu," ungkapku dengan senyuman. Tiara aku jaga selama dua hari benar-benar aku jaga, aku rawat baik-baik calon istriku tersayang. Aku kembali bekerja, aku hari ini ada kelas mengendarai kapal laut. Yang mana aku menjadi nakhoda kapalnya. Aku ingin jika kapal yang aku arungi, dapat di temani oleh istri cantikku. Aku harus bersabar karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang suami. Aku akan menjadi nakhoda kapal di dampingi oleh istri cantikku Tiara. Aku harus bersabar, tinggal menunggu waktu dan harinya saja. Setelah selesai kelas aku membawa kapal laut, aku segera makan. Setelah selesai makan, aku segera mengabari Tiara. Karena aku sudah janji, aku akan mengajak gadisku Tiara memakan Bakso Pentol. Bakso Pentol ekstra pedas. "Sayang kamu telat jemput aku," keluh Tiara dengan sangat manjanya. "Sorry honey,"ungkap aku dengan senyuman. "Iya nggak apa-apa sayang," ungkap Tiara dengan tersenyum ketus. "Ayo kita makan Bakso Pentol kesukaan kamu," ajakku dengan senyuman kepada Tiara. "Iya mas ayo mas," ungkap Tiara sambil meraih tanganku. Aku memesan dua porsi Bakso Pentol ekstra pedas, kami memesan Bakso Pentol dari Bandung. Rasanya enak dan gurih, Bakso pentol yang kami makan rasanya enak sekali. "Sudah sayang jangan pedas-pedas banget, sambalnya udah kamu makannya dua sendok saja. Jangan banyak-banyak sambal sayang," titahku kepada Tiara. "Baik sayang, tetapi kalau nggak pedas nggak enak sayang. Jadi harus yang banyak biar enak," ungkap Tiara dengan cemberut. "Baiklah sayang, nggak apa-apa makan yang banyak. Semoga kamu nggak sakit, aku nggak mau kamu sakit," ungkapku sambil mengecup keningnya. "Thanks honey," ungkap Tiara dengan senyuman. Aku dan Tiara memakan Bakso Pentol, aku nggak mau sakit. Makanya aku makan yang level tiga. Tetapi klo aku Tiara menambah sambalnya dengan level sepuluh. Bahkan bisa lebih dari itu Bakso Pentolnya. "Kamu kenapa sayang?" tanyaku kepada Tiara. "Perutku sakit sekali," jawab Tiara sambil memegangi perutnya. "Salahmu sendiri, aku kan sudah mengingatkan. Tetapi kamu nggak paham dan ngerti juga aku nasehati," ungkapku dengan tersenyum. "Maaf sayang, maafin aku. Aku sungguh sangat meminta maaf," ucap Tiara dengan tersenyum. "Iya sayang, nggak apa-apa sayang. Aku sudah memaafkanmu," ucapku dengan tersenyum. Aku dan Tiara akhirnya memutuskan mencari toilet umum terdekat, Tiara kekasih saya buang air besar dulu. Saya menunggu kekasih saya hingga dia selesai. Setelah selesai, aku mengantar Tiara pulang. Aku berpamitan kepada Tiara. Setelah selesai aku berpamitan kepada Tiara dan kedua orang tua Tiara. Aku mengendarai motor, aku yang sudah tiba di asrama segera langsung tidur. Aku sangat mengantuk sekali, aku terbangun sekitar jam empat pagi. Aku yang sudah terbangun segera mandi, berwudhu dan berolahraga. Aku juga sudah rapih, dengan mengenakan seragam militer loreng. Setelah sudah rapih, aku segera bergabung dengan pasukan prajurit TNI AD dan TNI AU. Sepulang aku latihan, aku langsung mengajak kekasihku Tiara. Aku dan Tiara membawa undangan. Aku dan Tiara kini sedang bersantai sambil memakan kue dan minuman kopi cokelat s**u. Aku dan Tiara, sedang bersantai karena kami capek dan kelelahan. Sehabis mengantar undangan, aku dan Tiara pulang sekitar jam delapan malam. Setelah aku mengantarkan Tiara, aku segera pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku segera beritahat. Aku di bangunkan oleh Ridwan. Ridwan minta di antarkan beli rokok. Ya Tuhan menggangu saja, aku mengantuk juga. "Bro bangun bro!" ucap Ridwan dengan mengguncangkan tubuhku. "Ada apa bro?" tanyaku dengan tersenyum. "Temenin aku bro," pinta Ridwan kepadaku. "Kamu mau ke mana?" tanyaku dengan tersenyum. "Aku mau membeli rokok, temenin aku. Please!" pintanya dengan memohon. "Baiklah tetapi jangan lama-lama, aku ngantuk banget. Jangan lama-lama iya," ucapku dengan tersenyum. Aku dengan terpaksa mengantarkan Ridwan membeli rokok, aku dan Ridwan membeli juga cemilan. Tetapi aku tidak membelinya karena aku sudah mengantuk. Aku terbangun jam empat pagi, setelah selesai mandi aku berolahraga sebentar. Aku cuti selama seminggu, karena esok aku dan Tiara akan melakukan pemberkatan pernikahan kami di Gereja. Hari ini, adalah hari yang menebarkan dan menegangkan untukku dan Tiara. Tubuhku terasa kaku, tetapi aku dan Tiara tersenyum karena kami berdua mengucapkan janji suci di altar suci. Sekarang aku sungguh bahagia karena aku dan Tiara sudah resmi menjadi sepasang suami istri, aku dan Tiara sangat serasi sekali. Kami berdua saling menggengam tangan, aku dan Tiara berdansa dengan para tamu di taman yang indah. Aku yang kecapean, di bawakan minuman oleh Tiara orange juice dan kue sus dan kue ayam. "Thanks you honey," ucapku dengan tersenyum. "Thanks you to," ucap Tiara dengan senyuman. Aku dan Tiara, membaur bersama dengan saudara dan keluargaku. Kami makan bersama, sekitar jam delapan malam kami akan mengadakan resepsi sekaligus upacara Pedang Pora pernikahan militer. Aku terlihat sangat gagah, mengenakan seragam militer TNI AL. Kami berdua sangat serasi, kami juga berphoto bersama keluarga, sanak saudara dan kawan-kawan militerku. Aku dan istriku, melaksanakan resepsi selesai sekitar dua belas malam. Aku dan Dewi sangat lelah dan letih, jadi otomatis kami berdua gagal mengadakan malam pertama kami. Setelah tiga hari menikah barulah aku, melaksanakan malam pertama kami. Tepat sekitar jam delapan malam, aku dan istriku melakukan malam pertama kami berdua. 'Sayang kamu masih sakit?" tanyaku kepada Tiara. "Iya sayang, aku sakit banget," ucap Tiara dengan meringis kesakitan. "Wajar masih baru sayang, hanya di awal sakitnya. Lama-lama nggak sakit lagi sayang," ucapku dengan mencoba menenangkan istriku. Aku mengajak Tiara pulang ke kampungku ke Manado, walaupun hanya tiga hari. Aku mengajaknya ke rumah kedua orang tuaku dan ke rumah Mami dan Papi angkatku. Kedua orang tuaku, kedua orang tuaku sangat menyayangi dan baik sekali kepada Tiara istriku. Mungkin karena Tiara memiliki hati yang baik, makanya mereka sangat menyukai dan menyayangi Tiara. "Sayang kamu kenapa?" tanyaku kepada Tiara. "Mas kepalaku sakit banget, aku juga mual sayang," keluh Tiara kepadaku. "Ya ampun wajahmu pucat sekali, kamu sangat sakit kepala. Sebaiknya ke dokter," titahku kepada Tiara. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN