Aku dan Tiara, berusaha untuk menenangkan putraku Bayu. Bayu masih menangis, Bayu menangis dengan sangat lamanya. Setelah di tenangkan akhirnya Bayu tenang dan tidak menangis lagi.
"Akhirnya Bayu tidur juga," ucapku dengan tersenyum.
"Sayang Bayu sudah tertidur, sebaiknya kita tertidur sayang. Sudah malam juga, besok kan kamu mau dinas," ajak Tiara dengan senyuman.
Aku dan istriku Tiara kembali tertidur. Aku yang sangat mengantuk akhirnya tertidur kembali setelah Tiara lebih dahulu tertidur dengan pulasnya.
Aku terbangun pagi sekali, sekitar jam empat pagi. Aku segera mandi, setelah aku telah rapih mengenakan seragam Militer PDL (Pakaian Dinas Loreng.)
Aku mengajak Tiara, untuk keluar dari kamar menuju ruang makan. Nampaknya putri kami Debora sedang menyiapkan sarapan untuk kami.
Untuk kami ber dua dia memasak Nasi Goreng, sedangkan untuk dirinya putri kami sarapan dengan roti dan s**u vanila.
"Jammer dat je geen Nasi Goreng eet? Waarom alleen brood en melk eten?" tanyaku sambil tersenyum.
(Sayang kamu nggak makan Nasi Goreng? Kenapa hanya makan roti dan s**u?)
"Nee papa, ik ben sterk ook al eet ik alleen brood en drink ik melk. Ik kan geen gebakken rijst eten," jawab Debora dengan tersenyum.
(Tidak Papa, saya kuat walau pun hanya memakan roti dan meminum s**u. Saya tidak sanggup makan Nasi Goreng,)
"Het is oké schat, forceer het niet, onze dochter mag Nasi Goreng niet. Onze dochter is gek op brood," ucap Tiara dengan tersenyum.
(Tidak apa-apa sayang, jangan di paksakan putri kita tidak menyukai Nasi Goreng. Putri kita hanya menyukai roti,)
"Ik hou van gebakken rijst, Ma Pa, maar ik kan het me niet veroorloven gebakken rijst te eten als ontbijt. Voor het ontbijt is het beter om brood te eten,) ucap Debora dengan tersenyum.
(Saya suka nasi goreng kok Ma Pa, cuman nggak sanggup jika sarapan untuk memakan Nasi Goreng. Untuk sarapan lebih enak makan roti,)
Setelah selesai sarapan aku dan Debora berpamitan kepada Tiara.
"Sayang aku pamit dulu, aku mau berangkat kerja dan mengantarkan putri kita ke Sekolah," ucap aku dengan mengecup kening istriku.
"Iya sayang hati-hati di jalan iya, Debora ini bawa rotinya untuk kamu istirahat. Jadi nggak perlu jajan uangnya bisa di tabung," ucap Tiara dengan senyuman.
"Iya Mama, terima kasih Mama. Aku berangkat sekolah dulu iya," ucap Debora sambil salim kepada Tiara.
Aku berangkat mengantarkan Debora putriku lebih dahulu, barulah aku berangkat kerja. Ketika aku memasuki gerbang markas Marinir.
Bayangkan saja, ternyata Ragil sedang di hukum. Ketika jam istirahat, Ragil menghampiriku.
"Adrian maafin aku iya, aku punya salah kepadamu. Karena sudah menghina kamu dengan keterlaluan, maafkan aku Adrian saya mohon!" pinta Ragil dengan memohon.
"Iya Ragil, aku sudah memaafkanmu. Apapun kesalahanmu," ucap aku dengan memeluknya.
Setelah jam istirahat usai, saya segera mengecek seluruh senjata. Mengecek kelayakannya, bahaya jika Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI.
Setelah semua senjata ada kelayakan, jika ada yang rusak saya segera melaporkan kepada Komandan saya.
Saya pulang sekitar jam lima sore, putriku sudah menunggu di pos penjagaan.
Aku langsung berangkat pulang, menuntun anak gadisku. Setibanya aku di rumah aku langsung mandi berendam setelah selesai berendam dengan air hangat. Saya langsung menghampiri Tiara yang sedang memasak di dapur.
"Sayang kamu sedang memasak apa?" tanya aku kepada istriku Tiara.
"Aku sedang memasak Ayam Betutu, Sate Lilit dan sambal mangga. Aku juga menyediakan snack ringan seperti Dimsum, Puyunghai dan masakan khas mandarin Cina. Semoga kamu suka sayang," ucap Tiara dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.
"Wih sayang kamu hebat banget, tentu saja sangat menyukai apa pun yang kamu masak untukku. Apa pun itu," ucapku dengan tersenyum.
"Kamu tunggu di meja makan sayang, aku mau masak dulu. Kalau sudah matang dan jadi aku antarkan," ucap Tiara dengan senyuman.
Setelah matang, aku, istri aku dan Debora makan bersama. Setelah selesai makan Tiara menyusui Bayu.
"Mama en papa, Deborah nam afscheid en wilde eerst studeren. Deborah wil vroeg naar bed omdat Deborah morgen vroeg naar bed moet. Deborah heeft een examen zodat ze niet te laat op school wil zijn," ucap Debora dengan mempergunakan Bahasa Neterland.
(Mama dan Papa, Debora pamit iya mau belajar dulu. Debora ingin tidur lebih awal karena Debora harus tidur lebih awal besok Debora mau ulangan jadi tidak mau telat masuk sekolah,)
"Ja, zoon, studeer hard zodat je slim bent, schat. Wees een slimme jongen," ucap aku dengan senyuman.
(Iya nak, belajarlah yang rajin supaya kamu pandai sayang. Jadilah anak yang pandai nak,)
"Ja papa, ik zal een slimme jongen zijn. Om papa te plezieren en gelukkig te maken," ucap Debora dengan tersenyum.
(Iya Papa, saya akan menjadi anak yang pandai. Supaya dapat menyenangkan dan membahagiakan Papa,)
"Deborah, je studeert ijverig, mama heeft net bevolen dat als je opgroeit, een persoon moet zijn die nuttig is voor veel mensen. Je moet een sterke en stoere vrouw zijn," ucap Tiara dengan menasehati putri kami Debora.
(Deborah, kamu rajin belajar, ibu hanya berpesan bahwa ketika kamu dewasa, kamu harus menjadi orang yang berguna bagi banyak orang. Anda harus menjadi wanita yang kuat dan tangguh,)
"Ja mama, ik zal mama's advies en raad opvolgen. Dankjewel mama," ucap Debora dengan senyuman.
(Iya Mama, saya akan mengikuti nasehat dan petuah Mama. Terima kasih Mama,)
Debora memasuki kamarnya, aku mencuci piring sedangkan Tiara membawa bayi kami Bayu ke kamar untuk menidurkannya.
Setelah selesai mencuci piring, aku ke kamar aku dan Tiara. Aku segera menghampiri istriku.
"It's a shame I won't be home tomorrow, there are directions from Mr. KASAL and Mr. TNI Commander. Me and my unit will be under strict guard. Darling while I'm on assignment in Ukraine you take good care of my love," ucapku dengan tersenyum.
(Sayang besok aku tidak pulang, ada arahan dari Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI. Aku dan kesatuanku akan ada penjagaan ketat. Sayang selama aku akan penugasan di Ukraina kamu jaga baik-baik cintaku,)
"Of course my dear husband, I will take care of our love for both. I'll be a long time later I'll be waiting," ucap Tiara dengan kata-kata meneduhkan.
(Tentu suamiku sayang, aku akan menjaga cinta kita ber dua. Lama akan aku nanti sebentar akan aku tunggu,)
"Yes dear, I will be two years in Ukraine dear. You must be able and strong to live life as a wife, dear Tentata. It's a pity that you are taking part in the management of Mrs. Jalasenatri,"
(Iya sayang, aku akan dua tahun di Ukraina sayang. Kamu harus mampu dan kuat menjalani hidup sebagai istri Tentata sayang. Sayang sekali-kali kamu ikut pengurusan Ibu Jalasenatri,)
"Yes, my dear husband, I will wait for you to return to your beloved homeland, Indonesia. If I have time, dear, I will come with you. Show that Bayu is still a baby. If you leave Debora, I'm sorry, dear, Debora needs to learn," ungkap Tiara dengan tersenyum.
(Iya suamiku sayang, saya akan menunggu kamu kembali ke tanah air Indonesia tercinta. Jika sempat sayang aku akan ikut kamu lihatkan ada Bayu yang masih bayi jika di titipkan Debora kasian sayang secara Debora perlu belajar,)
"Yes dear, if only I had time. The problem is that I don't like the Chairwoman of Jalasenatri, unfortunately she reprimanded me directly," ucap aku dengan tersenyum.
(Iya sayang, jika sempat saja. Soalnya nggak enak dengan Ibu Ketua Jalasenatri sayang beliau tegur aku secara langsung,)
"If I may bring our Bayu, I want love. It's okay I joined the association of the wives of the Indonesian Navy, Mrs. Jalasenatri," ungkap Tiara dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.
(Jika boleh aku membawa Bayu kita, aku mau sayang. Nggak apa-apa aku ikut perkumpulan para istri TNI AL Ibu Jalasenatri,)
"It's okay dear, can't you pay for our baby son Bayu. My friend's wife, who was still a baby, joined the Jalasenatri association," ucap aku dengan tersenyum.
(Boleh kok sayang, masa nggak boleh membaya Bayu putra kita yang masih Bayi. Istri kawanku juga yang masih bayi ikut perkumpulan Jalasenatri,)
"Honey I'm sleepy, sleep yugh my dear husband!" ajak Tiara kepadaku.
(Sayang aku ngantuk, tidur yugh suamiku tersayang!)
"Yes honey, let's go to sleep!" ucapku dengan tersenyum sambil mengecup kening Tiara.
(Iya sayang, ayo kita tidur!)
Setelah Tiara tertidur, aku menyusulnya. Aku dan Tiara bangun pagi sekitar jam empat pagi. Setelah selesai mandi, aku dan Tiara yang sudah rapih. Begitu juga Bayu putra kami sudah rapih dan wangi setelah kami mandikan.
Aku dan Bayu menunggu Tiara yang sedang membuat sarapan pagi. Tumben sekali istriku membuat menu sarapan hamburger, pancake dan cleaker. Biasanya pasti lauk pauk dan nasi.
Debora baru datang, dan duduk di meja makan. Menunggu Tiara.
Setelah sarapan pagi matang, Tiara membawanya ke meja makan.
"Good morning dear, good morning my beautiful child. Mama has made a simple breakfast menu for you dear ones," ucap Tiara dengan mengecup keningku dan Debora.
(Selamat pagi sayang, selamat pagi anakku yang cantik. Mama sudah membuatkan menu sarapan pagi sederhana untuk kalian ter cinta,)
"Good morning Mama, thank you for the breakfast menu Mama. It's too late Mama doesn't cook rice and side dishes?" tanya Debora keheranan.
(Selamat pagi Mama, terima kasih untuk menu sarapannya Mama. Tumben sekali Mama tidak memasak nasi dan lauk pauk?)
"Yes, my dear, the time is not right. Mama has to join Mrs. Jalasenatri's association, after school you go straight to Mrs. Jalasenatri's place, not to Papa's guard post. Papa is not home, son, because there is a very important state task. Do you understand my beautiful daughter?" ungkap Tiara dengan bertanya kepada Debora.
(Iya nak, waktunya tidak tepat sayang. Mama harus mengikuti perkumpulan Ibu Jalasenatri, pulang sekolah kamu langsung ke tempat Ibu Jalasenatri jangan ke pos penjagaan Papa. Papa tidak pulang nak, soalnya ada tugas negara yang sangat penting. Kamu paham putriku yang cantik?)
"Yes, Mama, I understand, how long has Papa not been home? Papa, don't be too tired, don't be sick," tanya Debora kepafa Tiara. Debora mengucapkan supaya aku jangan sakit, sungguh perhatian sekali putriku.
(Ya, Mama, aku mengerti, sudah berapa lama Papa tidak pulang? Papa, jangan terlalu lelah, jangan sakit,)
"Papa just one day dear, because there are Mr. Panglima and Mr. KASAL. So had to stay at Papa's headquarters," ungkap Tiara menerangkan dengan jelas kepada Debora.
(Papa sehari aja sayang, soalnya ada Bapak Panglima dan Bapak KASAL. Jadi harus menginap di markas Papa,)
Setelah selesai sarapan, aku dan istriku mengantarkan Debora ke sekolahnya.
Barulah aku dan Tiara ke kantor kesatuan aku. Aku bergabung dengan kawan-kawanku, sedangkan Tiara berkumpul dengan Ibu-ibu Jalasenatri.
Bapak KASAL dan Bapak Panglima menghampiriku. Mereka memberikan aku motivasi dan arahan, supaya aku dapat menjalani kehidupan selama dua tahun di Ukraina.
Aku sangat bersyukur sekali, mendapat wejangan langsung dari Bapak Panglima dan Bapak Kasal. Aku kira Ragil yang sudah meminta maaf, akan berubah. Ternyata aku salah, dia masih saja menghina dan nyinyir ke aku. Ya ampun Ragil mulutmu jahat sekali, padahal aku nggak pernah jahat kepadanya.
Bersambung.