Davira tentu saja bingung. Tahu-tahu Eshal muncul di kantornya. "Lo gak ke kampus," begitu jawabannya ketika Davira bertanya kenapa datang ke kantornya. "Emangnya gak ada kerjaan?" "Emang gak ada jadwal," tuturnya sembari duduk santai di sofa di ruangan Davira. Ia baru pertama kali datang ke ruangan ini. "Bagus juga," pujinya. "Apanya?" "Ruangan lo. Gede. Gak ada rencana buat ngebesarin ini perusahaan?" Davira menggeleng. "Udah cukup kok." Ia memang tidak pernah mau rakus dengan harta. Kalau sudah merasa cukup dengan apa yang ia raih hari ini ya sudah. Batasnya hanya sampai itu. Eshal tersenyum kecil. Sementara Davira tampak memberesi barang-barangnya. Ini sudah sore dan ia berniat untuk pulang. "Mau pulang?" Davira mengangguk. "Lo mau di sini?" "Ya kali, Vir," tuturnya sembari