Sedetik-5

2008 Kata
Kini Zaire menatab sekitar dengan tatapan aneh, kini dia berada di ruangan gelap, dan Zaire tau pasti ini adalah Dark realm, dimensi 'Mereka', atau alam gelap milik 'Mereka'. Zaire tau itu karna Energi disini cukup kuat seperti beberapa bulan yang lalu dia disini untuk menjemput Chesi. Saat menatab sekitar sini Zaire pun mulai mengambil pelita yang ada disampingnya, dan kemudian dia pun mulai berjalan menuju tempat yang lebih gelap lagi. Kini kedua mata Zaire menatab sekitar yang penuh sekali dengan arwah arwah yang berada di sekitarnya, namun satu mereka tak tau dengan keberadaan Zaire, dan Zaire yakin ini hanya penglihatan Saja, bukan jiwa dalam dirinya yang masuk alam ini. Zaire mulai menutub kedua matanya, merasakan energi yang ada disekitar sini, dan suara suara yang ada di alam ini. Zaire membuka kedua matanya kembali, dia sama tak merasakan energi dari Hara disini. Dengan segera Zaire pun mulai melanjutkan langkahnya memasuki lebih kedalam alam ini. Zaire menatab sekitar energi dalam sini sangat kuat sekali, Zaire yakin sangat yakin jika pasti Hara ada daerah sini, karna energi ini sama seperti energi di kamar waktu itu, energi negatif yang sangat besar. "Tolong, siapa pun tolongg!!" teriak seseorang yang membuat Zaire yang mendengarnya langsung berlari menuju asal suara itu. Zaire terus belari tepat di sebuah ruangan yang lorongnya mempunyai banyak Sel penjara, bagaimana dalam dirinya dia harus mencari asal suara itu. Ya suara yang sama persis dengan suara milik Hawa, dan Zaire yakin itu suara milik Hara. Tepat di depan salah satu Sel dimana suara itu berasal, Zaire mulai mendekati sel itu mencari asal suara itu meneranginya dan menerangi sel itu dengan pelita yang Zaire bawa. Tepat Zaire menerangi pojok sel itu, matanya terbuka melihat perempuan yang dia cari, yang bernama Hara itu sedang terduduk di lantai dengan keadaan berantakan dan tubuhnya yang diikat oleh rantai. Zaire berfikir, sudah berapa lama dia disini?, kenapa Zaire berfikir Hara sudah berbulan bulan disini?, sungguh Zaire belum yakin itu. "penampilannya begitu kacau, berapa lama dia sudah berada disini?" gumam Zaire menatab lekat Hara. "Tolong, siapa pun tolong, gue takut" tangis Hara yang merasakan tubuhnya sakit sakit. Tak lama, Zaire merasakan energi negatif yang sangat kuat disekitarnya, Zaire tau energi ini, Ya energi milik arwah yang mengambil alih tubuh Hara. Pintu Sel terbuka dengan kencang, Zaire menatab seorang perempuan barbaju hitam yang masuk kedalam sel yang ditempati oleh Hara, Zaire yang melihat itu dia pun langsung ikut masuk sebelum pintu sel tertutup rapat kembali. Saat masuk Zaire melihat Hara yang ada di ruangan ini dengan ketakutan melihat perempuan berbaju hitam itu mendematinya,. "Semua akan berakhir sebentar lagi, kamu akan berada dialam ini, dan aku akan berada di tubuh mu selama lamanya" tawa perempuan berbaju hitam yang membuat Zaire menatab tak percaya perempuan itu. "siapa dia?, kenapa dia mengambil jiwa Hara?" tanya Zaire menatab lekat perempuan itu. Namun tak lama tatapan Zaire terkejut, melihat perempuan tadi yang tadinya membelakanginnya kini membalikkan badannya mentab tajam Zaire, Zaire yang melihat itu dia pun mulai memundurkan langkahnya melihat perempuan itu semakin mendekatinya. Namun beberapa detik kemudian perempuan itu kini berlari menuju Zaire yang kini hanya bisa memundurkan langkahnya dengan pelan, satu detik kemudian wajah perempuan itu tepat di depan Zai yang membuat Zaire.terkuju dan berteriak. "KELUAR DARI SINI!" teriak perempuan itu yang membuat tubuh Zaire terdorong kebelakang. "Aaaa BUNDA" teriak Zaire yang terbangun dari tidurnya yang berada disofanya. "Zai lo gak papa?" tanya Nando yang sudah terbangun dan mendekati Zaire. Zaire yang melihat Nando yang tak nauh darinya, dia hanya mengangguk pelan sebagi jawaban. Namun sedetik kemudian Zaire teringat drngan Hara, dia pun.mulai bangkit dari tidurnya dan berlari menujun kamar Hara. "Zai mau kemana?" tanya Nando begitu melihat Zaire berlari. "Hara" ucap Zaire yang kemudian masuk dalam kamar Hara. Begitu masuk kedalam kamar Hara, Zaire pun mulai mendekati Hara yang sedang terduduk manis di pinggir kasur. Namun saat mendekati Zaire kembali memundurkan langkahnya setelah menatab Hara yang sedang menyisir rambut bonekanya. Entah mengapa Zaire merinding jika melihat Hara yang kini menyisir rambut bonekanya. Zaire pun mulai membalikkan badannya dan berlari keluar dari kamar Hara. Namun belum saja keluar dari kamar itu, pintu kamar tertutup rapat dan tekunci dari luar, Zaire panik setengah mati melihat pintu tidak bisa di luar, "Nando" teriak Zaire dalam kamar, Namun Nando tak mendengar ucapan Zaire. Hara menatab Zaire tajam, Zaire yang melihat tataapan tajam Hara, di hanya menguk ludahnya susah payah. Namun tak lama Hara berlari menuju Zaire dan menekik Zaire hingga terpojok di dinding kamar Hara. "Keluar dari rumah ini" teriak Hara yang membuat semuanya yang berada di rumah ini berlari menuju kamar Hara setelah mendengar teriakan Hara. Pintu kamar terbuka tubuh Hara ambruk begitu saja di lantai dengan mengeluarkan darah di mulutnya. Sedangkan Zaire dia terpojok di dinding dengan tubuh tegak. Harum dan Rian panik begitu melihat keadaan Chesi yang mengeluarkan darah dari mulutnya, tanpa pikir panjang Rian menggotong tubuh Hara keluar dari kamarnya. Sedangkan Harum dia mulai menatab Zaire. "Kamu apakan Hara?" teriak Harum yang membuat Zaire mengeleng, "Mending kalian pergi dari sini!" usir Harum yang kemudian keluar dari kamar Hara dan berjalan menuju Garasi mobil untuk mengantar Hara ke rumah Sakit. Zaire terduduk dilantai dengan lemas, air matanya mengalir begitu saja, Nando yang melihat Zaire menangis dia pun memeluknya Zaire dengat erat untuk menangkannya. "Nando aku gak lakuin apa apa" tangis Zaire. "Gue tau Zai" ucap Nando, dia percaya jika Zaire tidak melakukan yang membuat adik temannya sendiri celaka. "tapi tante Harum-" "ibu itu selalu kawatir kepada anaknya Zai, jadi wajar" jelas Nando. "Hara tadi yang nekik leher ku Nan" jujur Zaire. "beneran Zai?" tanya Nando yang diangguki Zaire, "jadi setelah ini kita pergi dari sini?" tanya Nando. "Ya, kalau tente Harum udah nyuruh, kita harus pergi" "lalu Hara?" "Kita akan kembali kesini lagi" ucap Zaire yang diangguki Nando. Lalu mereka pun mulai berjalan keluar kamar, namun belum saja keluar, Zaire menghentikan langkahnya kembali mengingat kotak merah yang dikatakan Hawa waktu itu. Dengan segera Zaire pun berjalan menuju kamar Hawa, namun saat berada didepan kamar Hawa dan membukanya, kamar itu terkunci. "Kamar kekunci" ucap Zaire menatab Nando yang ada disampingnya. "kuncinya biasanya dimana?" tanya Nando. "Di kamar tante Harum" ucap Zaire yang diangguki oleh Nando. Mereka pun mulai berjalan menuju kamar Harum dan mulai mencari kunci itu di loker meja. Tatapan Zaire berbinar begitu melihat kunci kamar yang di Kenal, kunci yang berkelantung hiasan hello kitty. Zaire tau karna dia yang memberikan hiasan hello Kitty itu kepada Hawa. "ketemu" ucap Zaire yang kemudian mereka pun berjalan menuju kamar Hawa, "Maaf lancang tan" ucap Zaire ya g kemudian membuka kamar Hawa. Zaire menghidupkan kamar lampu Hawa, dia tersenyum menatab kamar yang ada di hadapannya ini bercorak dengan warna pink membuat Zaire teringat dimana Hawa yang suka dengan warna pink. Bahkan yang lebih membuat Zaire tersenyum dimana foto masa kecil Hawa dan Zaire ter tempel di dinding kamar itu. "Zai dimana?" tanya Nando yang menatab sekitar kamar Hawa. "ehh iya Nan, aku lupa" ucap Zaire yang kemudian berjalan menuju meja belajar Hawa dan membuka loker meja itu. Tatapan Zaire tersenyum begitu melihat kotak itu, dia pun mulai mengambil kotak tersebut, keluar dari kamar Hawa, mengunci kamar itu kembali, dan mengembalikkan kunci itu di kamar Hawa. Setelah itu Mereka pun mulai keluar dari rumah ini dengan membawa koper masing masing, dan menunggu taxi yang mereka pesan di depan rumah Hawa. "Nan " panggil Zaire kepada Nando. "Setelah ini kita?" "semetara kita tidur di hotel yang ada didaerah sini" ucap Nando yang diangguki Zaire. Tak lama taxi pesanan mereka pun sampai, Nando dan Zaire pun mulai meletakkan koper mereka di bagasi belakang, dan setelah itu mereka mulai masuk kedalam taxi dan duduk di bangku yang berada disana. "turunin kita dihotel dekat sini pak" ucap Nando yang diangguki oleh supir tersebut. Taxi pun berjalan meninggalkan halaman rumah Hawa menuju hotel yang tak jauh dari sini, karna tujuan mereka masih belum selesai, Zaire masih melanjutkannya untuk bisa menyelamatkan Hara. Taxi pun berhenti di salah satu hotel di daerah ini. Zaire dan Nando pun mulai turun dari taxi tersebut dan berjalan masuk menuju hotel tersebut. Saat berada didalam hotel itu mereka pun mulai memesan dua kamar untuk mereka gunakan selama beberapa hari ini saja. Setelah memesan kamar Zaire dan Nando pun mulai berjalan menuju kamar mereka. Tepat didepan kamar no 53, Zaire menghembuskan nafas berat merasakan energi yang lumayan besar didalam kamar itu, dan benar saat Zaire membuka kamar itu kedua matanya melihat seorang laki laki yang membawa pisau dan menatab Zaire tajam. Zaire mulai masuk kedalam kamar itu dan mulai menutub kamarnya, namun saat membalikkan badannya laki laki tadi berlari menuju Zaire dan menusuk perut Zaire dengan pisaunya. "Auuu sakit" teriak Zaire lantang, yang membuat laki laki itu tertawa puas, "bodoh, aku tidak akan mati dengan cara seperti itu" ucap Zaire yang kemudian memundurkan langkahnya menjauhi laki laki itu, "kamu hanya arwah, dan itu pisau tidak akan mempan oleh manusia yang hidup" datar Zaire yang kemudian berjalan menuju kasur dai kamar itu. "Aku akan membunuh mu!" tegas hantu laki laki itu. "jangan jadi psikopat" ucap Zaire yang menidurkan tubuhnya dikasur itu. "apa kamu tidak takut kepada aku?" "Apa yang harus aku takutkan?, kamu tak semenyeramkan hantu hantu lainnya" ucap Zaire datar. "Aku tidak menyeramkan?" "ya," angguk Zaire. "Sial lebih baik aku menakut nakutti yang lain" "tobatlah, kasian pemilik hotel nanti kalau hotelnya angker gara gara kamu!" ucap Zaire itu yang tidak ditanggapi oleh hantu laki laki tadi yang tiba tiba mrnghilang saja. Sedangkan Zaire dia menggeleng saja, lalu mulai membuka kotak merah yang tadi dia ambil di kamar Hawa. Saat terbuka kedua mata Zaire mengarahh pada salah satu kertas yang ada disana. Zaire pun mulai membuka kertas tersebut dan membaca apa ada didalamnya. Nama gue Hawa, Gue mempunyai kembaran bernama Hara. Tapi gue sangat benci kepadanya. Gue benci Karna wajah kita berdua sama. Tapi entah mengapa dia sangat berbeda dengan gue. Dia berbicara sendiri bahkan sering bilang apa yang disebut hantu, gue tidak tau pasti ,dia berbohong atau tidak, tapi orang tuaku tidak percaya dengan hal hal itu. Katanya ikatan batin anak kembar sangat kuat, tapi mengapa aku tidak tau apa yang dia rasakan?. Bahkan dia sering bilang jika dirumah kami ada arwah yang ingin mengincar nyawanya, maka dari itu dia pindah di kota Semarang. Sedangkan gue sekarang? Gue berada diyogyakarta. Apa yang dikatakan Hara itu nyata?, kalau iya ,berarti aku harus benar benar tau tentang orang indigo. Zaire membaca tulisan itu dengan cermat, dan setelah membaca tulisan itu, kini Zaire tau mengapa Hawa menerimanya, tersenyata dirinya seperti Hawa adiknya. Tak hanya itu Hawa juga ingin benar benar tau tentang apa orang indigo itu. "lalu bagaimana dengan arwah itu?, jadi yang dimaksud Hawa arwah itu gak lain perempuan yang aku lihat dipenglihatanku?, kalau memang benar, berarti Hawa sudah di icar dari lama" ucap Zaire yang kemudian meletakkan kertas itu dan mengambil tiga buah foto di kotak itu. Zaire menatab tiga foto yang dia pegang, ketiga foto itu membuat Zaire tersenyum.menatab foto yang bergam Hawa dan Hara disana. Sangat mirip wajah keduanya, namun Zaire dapat membedakannya, yaitu Wajah Hawa yang tegas, sedangkan Hara dia dia manis, itu terlihat jelas sekali. "Jadi yang dimaksud Hara?" gumam Zaire, "baiklah aku akan membantu adikmu itu" ucap Zaire yang menatab wajah Hawa difoto tersebut. Zaire pun mulai memasukkan kembali foto itu dikotak, namun belum saja dikembalikan, kedua mata Zaire menatab salah satu Foto yang terbalik dikotak itu. Zaire pun mulai mengambil foto itu, dia tersenyum.menatab foto Hawa yang tersenyum ceria, sedangkan Hara dia terdiam yang membuat Zaire menatab lekat Hara, namun saat menatab lekat Hara ,Zaire terkejut, tersadar ada penampakan yang ada tepat belakang tubuh Hara, penampakan perempuan berbaju hitam.yang pernah Zaire lihat di penglihatannya tadi pagi. "Jadi memang benar dia yang mengincar tubuh dan Nyawa Hara" ujar Zaire merinding mengingat penglihatannya tadi pagi yang seperti benar benar nyata, "apa aku harus berkomunikasi dengan perempuan itu?, bagaimana pun juga aku harus tau, alasan kenapa dia mengincar tubuh Hawa" ucap Zaire yang kemudian memasukkan foto dan kertas tadi di kotak merah utu kecuali foto penampakan tadi. "Gue harus ke Nando kasih tau tentang ini" ucap Zaire yang kemudian keluar dari kamar menuju kamar Nando.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN