*Flashback awal mula persahabatan Zaire dan Hawa
Seorang gadis perempuan berjalan menuju lorong sekolah dengan wajah menunduk malu karna dirinya sedang di ejek oleh seluruh sekolahan, diejek dengan kata kata yang kasar, itu membuatnya selalu menunduk jika berada di sekolahan ini.
"itu gadis gila kan??"
"kemarin di taman gue liat bicara sendiri"
"Zaire gila kan?"
"Ya Tuhan gue punya adik kelas gila!!"
"Gila?Bener dia gila?"
"dia nunduk lagi liat temennya di bawah atau lagi takut nih?"
"Zaire gila"
"Gue punya adek kelas gila,mending ke pekem sana!"
"Zaire gila!"
Perempuan itu hanya bisa menunduk fokus pada tujuannya untuk ke taman belakang berpura pura tak mendengar ucapan bibir api di sekolah. Sedangkan siswi murid baru yang berjalan menuju kelasnya melihat kebingungan Zaire ,kenapa gadis itu di buly?Seluruh sekolah lagi!, itu sangat kejam sekali.
"Kenapa dia Sa?" tanya perempuan itu ,kepada temannya yang mengikut mengejek Zaire.
"Itu wa murid gila,bicara sendiri kemarin di Taman belakang"
"Kokk?"
"Kamu tuh murid baru gak tau apa apa,minggir sana wa!!"Usir Salsa yang meminggirkan tubuh Hawa.
"Gue tanya di jawab jangan di bantah"Ucap Hawa yang mendorong tubuh Salsa kasar, dia sangat geram pasalnya dia tak pernah di bantah oleh orang lain.
"Kamu tuhh kenapa?Mau ngebela dia wa?"Ucap salsa yang mulai terbangun, sedangkan seluruh siswi di lorong pun mendiam membisu mendengar perkalahian antara Salsa dan Hawa, mereka memilih terdiam melihat saja dan tidak mau mencampuri.
"Guee bukan ngebela!!Gue tanya!!"Gemas Hawa kepada Salsa
"lo tau dia gila!!"
"Kalian semua tau?Kalian semualah yang gila!!"
"Dia bicara sendiri wa kemarin!!"
"Gue gak peduli"Ucap Hawa yang pergi dari hadapan Salsa
Hawa melangkahkan kakinya di lorong sekolah mencari ke adaan Zaire di penjuru sekolah. Namun sayang ia tak ada di mana mana,dia teringat hanya satu tempat yang belum ia kunjungi yaitu Taman sekolah. Langkah Kaki Hawa terhenti melihat Zaire duduk di bangku taman dengan menulis tulisan di buku hariannya, dia pun tanpa tagu ragu mendekati Zaire dan duduk disebalahnya.
"Hey"Sapa Hawa yang duduk di sebelah Zaire,Namun di hiraukan oleh Zaire yang masih tetap menulis buku hariannya.
"Ke kantin yuk"Ajak Hawa yang masih dihiraukan oleh Zaire.
"Emm ke per-"
"Aku gila!!" Sahut Zaire yang memotong pembicaraan Hawa.
"hahahaha,Mana ada orang gila yang ngaku dirinya gila" Sahut Hawa yang menepuk pundak Zaire
"kamu liat aku?Banyak gak suka sama Aku!!Mending kamu gak usah ngelak deh!!' Sahut Zaire yang menutub buku hariannya dan berjalan pergi meninggalkan Hawa sendiri di sana.
"Kayakk cewek Aja pengen di kejar!!" Guman Hawa ,"g****k diakan cewek"
Di hari berikutnya Zaire duduk dibangku kelasnya melihat buku hariann yang dia tulis hari hari ini, tatapannya senda membaca buku Harian miliknya itu.
"Aku kesepian di sini"
Zaire,17 September 2015
"Apa aku boleh pergi?Tapi bunda gimna?"
Zaire,18 September 2015
"Tuhan Bolehkah aku minta datangkan seseorang untuk menemanin kesepian ku?"
Zaire,19 September 2015
"Kembali sendiri yang menyandang Nama Orang gila"
Zaire, 20 September 2015
"Boleh hidup normall sehari aja,tanpa pembuly an??"
Zaire,21 September 2015
"Apa dia mau berteman denganku?"
Zaire,22 september 2015
Zaire menghembuskan nafas kasar melihat buku hariannya itu, entah mengapa semakin hari bebannya semakin banyak? Berbeda dengan beban anak Sd waktu itu.
Bhuk
Suara bentokan tas yang berada di samping bangku Zaireter terdengar cukup kesar di telinga Zaire,yang membuat Zaire membuyarkan lamunannya seketika, dan berhenti memikirkan hal itu lagi.
"Ngapain kamu di sini?"Sahut Zaire yang melihat Hawa meletakkan tasnya di bangku kosong samping Zaire.
"Kenalin Guena Hawa Gemahasin,dan sekarang gue temen sebangku lo!!" Uluran tangan Hawa kepada Zaire, Namun Zaire menghiraukan dia memilih pergi dari hadapan Hawa.
"Zai gue mbela mbelain lo dari pembulian selema beberapa hari ini!!Trus gue bela bela in buat pindah kelas!!itu demi gue pengen temenan sama lo Zai"Sahut Hawa yang menghentikan langkah Zaire.
Mau tak mau Zaire berbalik dia sangat bingung tak tau harus berbuat apa, karna ini pertama kalinya ada sedeorang yang mau mengajaknya berteman, "Tulus?"Satu kata yang terlontar di mulut kecil Zaire.
"Bertulus tulus" ucap Hawa, yang membuat Zaire mendekati Hawa.
"aku mau temenan sama kamu" Sahut Zaire yang berjalan balik menuju keluar kelas
"Yess, thank you Zai" sennag Hawa.
Dalam 4 tahun Zaire berteman dengan Hawa, pembulyan di sekolah pun berkurang karna Hawa perempuan yang menyelamatkannya ,dan Hawa juga yang selalu mengikuti Zaire kemanapun sampai di samarinda ini!, kota dimana Ayah Zaure berkerja dan Hawa sebagai temannya mengikuti saja, utu pun karna Hawa tak berpusah dengan Zaire.
"Zai,lo mau Smp di mana Nanti abis ini?"
"Ikut ortu ke Aceh Wa gimana?"
"Gue ikut ke Acehh dong" Sahut Hawa yang menyantab Somaynya.
"Ehh kamu kan ha-"
"Bicaranya pakai gue lo!!Kan lebih enak"potong Hawa.
"Tapi aku gak suka"
"yaudah lah terserah lo, sekarang lanjutin!!"
"Mau ikut ke aceh?Trus Hawa di bolehin apa?"
"Ya kali boleh,Gue ngikut lo terus Sampai di samarinda ini, lo ga taukan Papa gue pak Gema!, Kalau papa gue gak setuju gue tonjokk papa"Sahut Hawa yang melihatkan otot tangan tangannya.
"Gak berubah!!"geleng Zaire tertawa.
Setelah pulang sekolah kini Hawa berada di ruang Dokter dengan Ibunya yang menunggu hasil pemeriksaan tiap sebulan sekali.
"Gimana dok penyakitnya bisa di sembuhkan??"
"Maaf bu walau ini sudah lama penyakit kangker otak nya,mungkin bisa,mungkin juga tidak"Sahut dokter yang menyerahkan sebuah berkas berkas keada Harum
"Mi Hawa bakal selamat kam mi?"Tanya Hawa yang memeluk Harum Maminya itu.
"Hehh jangan gitu,Mami gak mau sampai gak selamet,kamu tau kan Hawa zaire butuh pertolonganmu,masak kamu mau pergi kan kasian sahabat mu" Sahut Harum yang memeluk Hawa.
"Bener Mi Hawa harus semangat!!Demi Zaire" ucap Hawa tersenyum
***
Zaire berlari menuju Bangku Hawa yang sendari tadi terdiam di sana sambil melipat tangannya untuk tidur.
"Hawa istirahat yuk"Sahut Zaire yang menggandeng tangan Hawa.
"Zai gue di sini aja,kepalaku pusing"Sahut Hawa yang melepaskan gandengan Zaire.
"Kamu sakit wa??"
"Ash enggak kemarin gue cuman minum es oq"
"Bener?"
"Iya Zaire"
"Yaudah kalau Hawa gak jajan, aku juga enggak"
"lomakan aja re"sahut Hawa yang menyuruh zaire ke kantin.
"Gak ahh maless"
"Tapi lo kan la-"
"kitakan sahabat"Sahut zaire yang tersenyum kepada Hawa.
"Maaf Zai gue sahabat lo tapi gue berbohong banyak sama lo tentang penyakit ini"
Saat pelajaran dimulai, Zaure pun terfokus pada pelajaran itu ,begitu juga dengan Zaire dan Hawa foku menyembunyikan rasa sakit bagian kepalanya itu.
Namun berbeda dengan Zaire dia bukan memperhatikan Bu Lita di depan namun ia melihat perempuan di samping bu Lita,perempuan berbaju hitam yang diselimuti aura negatif di sekitarnya, perut Zaire kini terasa sangat mual entah mengapa bau busuk di ruangan semakin menyebar. Hawa yang melihat Zaire merasa bingung,dan tak tau apa yang harus dia lakukan saat ini juga
Kedua mata zaire kembali menuju papan tulis tak ada arwah di sana,zaire mencari keberadan di kelas namun sayang keberadaannya tak ada. Namun Satu tetes air berhasil mengenai tangan zaire dari atas,Zaire menghiraukan tetesan itu yang berasal dari atas, hingga Tetesan air yang kedua di tangan zaire dari atas namun zaire masih tetap diam fokus ke depan dia tetap diam,pikirannya mulai jernih mungkin itu hanya air hujan dan genteng yang bocor saja, Namun tetesan yang ketiga,memang mengejutkan Zaire melihatnya hanya bisa bungkam, dia tak tau harus berkata apa apa melihat tetesan darah dari atas. pikirannya mulai kemana mana dia takut jika dia melihat keatas langit langit akan ada sosok perempuan tadi di langit langit seperti film film yang sempat di lihatnya, Mau tak mau Zaire memberanikan diri,dia pun mendongak ke atas melihat langit langit,Namun yang mengherankan tak ada apa apa di atas,Zaire bernapas lega ia ber fikir salah. Namun saat Zaire menundukkan kembali kepala nya seperti semua,dia terkejut sosok penampakan dihapannya yang berhasil membuatnya berteriakk
"Aaaa,tolongg"Teriak zaire yang membuat seisi kelas melihat dirinya bingung.
"Zaire ada apa??"tanya Hawa yang memeluk Zaire begitu saja.
"itu itu "Sahut zaire yang ketakutan.
"Ada apa ini?"Tanya Bu lita menghampiri Zaire
"Gilanya kumat bu!!"teriak salah satu siswa yang membuat tertawa seisi kelas, kecuali Bu Lita dan Hawa.
"Dewi kamu tu gak tau apa apa!!Kalau kamu Gak tau perasaan zaire sebagai anak indigo,jangan asal bicara dehh!!" bentakk Hawa yang membuat Dewi bungkam.
"Yaudahh kamu ke Uks aja aja Zai" sahut bu Lita
"Gak usah bu"
"Bener?"tanya bu Lita yang di angguki oleh Zaire
"Baiklah"
***
Saat Zaire pulang dia pun mulai meletakkan tasnya di sofa dan duduk di sofa itu, tubuhnya sangat lelah, fia pun hanya bisa mengulurkan tubhnya di sofa ruang tamu.
"Zaire pulang Bun" ucap Zaire yang duduk di sofa.
"Hahh iya,nihh bunda mau udah buatin kue coklat nihh,pesen mu tadikan,katanya mau ke rumah Hawa kan abis ini"
"Hahh iya bun,Hawa suka banget sama kue bunda" Sahut Zaire yang menunjukkan senyumannya.
"Nanti bunda anter,kamu ganti baju dulu sana" Sahut Bunda yang diangguki zaire.
Setelah itu Zaire pun masuk kamar kedalam kamarnya, Arisa berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobilnya,Namun langkahnya terhenti mendengar telfon yang di sakunya berdering. Arisa mengambil ponselnya disakunya dan membukanya, terdapat panggilan yang tertera dengan Nama Harum-Bunda Hawa,mau tak mau Arisa mnggeser ikon biru yang ada di sana.
"Hallo Ada apa Bunda Harum"
"..."
"Apa Hawa Udah Gak Ada?"Teriak Arisa dengan keras membuat Zaire yang berjalan senang di tangga menjadi membeku di tempat.
"Pyar"
Suara pecahan gelas yang dibawa Zaire pecah setelah mendengar bundanya bertelefon, dirinya sangat syhok mendengar beruta ini, padahal baru tadi pagi Hawa ada bersamanya.
"Zaire"Terkejut Arisa yang melihat Pecahan kaca dilantai. "Saya segera di Rumah Anda Bunda"Sahut Arisa yang kemudian menutub telfonnya.
Satu persatu air mata Zaire tejatuh membasahi pipinya,dan hampir tak sadar Zaire akan terjatuh ke pecahan kaca itu,Namun saja Arisa sigap menangkap tubuh mungil Zaire yang lemah sebrlum atuh di pecahan kaca.
"Zaire pingsan"Gumam Arisa yang membopong tubuh Zaire di kamar nya
Zaire mengusap kedua matanya dan terbangung melihat bi ina yang menemaninya sendari tadi, "Mimpi?"Gumam Zaire yang nyawanya masih belum pulih.
"Non minum dulu"ucap bi Ina yang memberikan segelas air putih yang kemudian diminum oleh Zaire.
"Bunda mana bi?"Tanya zaire kepada bi ina
"anu Non,Tuan sama nyonya pergi ke tempat Non Hawa"Sahut Bi ina yang bingung mau berbicara apa
"Jadi ini Bukan mimpi?" ucap.Sendur Zaire
Selama 3 Hari Zaire terus menangis dia pun tak masuk sekolah, mood nya kembali hilang begitu saja,suasana hati Zaire sepi begitu saja,berulang kali zaire memanggil Hawa namun hawa tak hadir dalam bentuk arwah pun,ya begitulah pemikira anak sd. Zaire berdiri di depan makam Hawa,hampir 4 jam lamanya dia berdiri di situ,bahkan ia terus menangis, dia terus mengingat kejadian pertama Zaire menolak mentah mentah kedatangan Hawa sampai beberapa jam sebelum hawa meninggal hawa menyelamatkan buly buly an nya,dan setelah itu beberapa jam setelah pulang Zaire menerima kabar bahwa Hawa sudah tidak ada dan detik ini Zaire berhadapan di makam Hawa dengan tangisan yang masih mengalir.
~Guena Hawa Gamahasin
Nama yang tertera di papan nisan itu.
"Kita sahabattan kan Wa??" tanya Zaire yang menatab kuburan dihadapannya dengan sendu. "Kenapa kamu ninggalin aku?, katanya kita mau sekolah bareng di Aceh nanti?" tunduk Zaire yang tangisannya mulai pecah. "Kenapa Hawa ninggalin Zai" tangis Zaire pecah dia sangat sangat menyayangi Hawa, karna Hawa satu satunya orang yang menerima kelebihan Zaire dan mau berteman dengannya.
***
Zaire memasukki kelasnya dengan wajah tertunduk, dia sama sekali tat mempunyai teman, bahkan satu teman pun tak ada yang mau dekat dengannya, katanya berteman dengan orang indigo hidupnya akan sial, seperti Hawa itu yang di katakan teman teman satu kelasnya.
"Andai Hawa gak temenan sama dia, mungkin dia tidak akan meninggal" ucap Salah satu siswi yang membuat Zaire semakin tertunduk.
"Yhap, gue aja temen kelasnya kadang sial" angguk teman satunya yang membuat Zaire bangkit dari bangkunya.
"sejak kapan kalian berteman denganku?" dingin Zaire menatab dua orang dibelakang bangkunya itu.
"Gue? Kagak pernah"
"berarti yang sial itu hidupmu sendiri, jangan salahkan aku karna aku bukan temanmu!" tajam Zaire yang kemudian berlari keluar dari kelas.
Zaire berlari menuju bangku taman, dia menatab sendu beberapa bunga matahari dihadapannya. Air matanya mulai mengalir begitu saja menngingat pertemanannya dengan Hawa sudah hampir tiga tahun.
"Bisakah kamu datang dalam wujud arwah wa?" tunduk Zaire lemah. Sekarang Zaire kembali pada dirinya tiga tahun yang lalu, dimana dia belum berteman dengan Hawa. "Aku Rindu" tangis Zaire.
"Apa kamu merindukan Hawa?" tanya Bu Lita yang baru saja datang dan duduk di samping Zaire.
"Iya Bu" angguk Zaire.
"Ibu tau, kalian selalu berdua dimana pun" jawab Bu Lita, "apa kamu tau? Mengiklaskan itu akan lebih baik untuk Hawa" ucap Bu Lita.
Namun saja Zaire tak bisa cepat mengiklaskannya, bagaimana pun Hawa adalah teman satu satunya yang mau menerimanya. "Iya bu, Zai coba untuk mulai mengiklaskannya" jawab Zaire mengangguk faham.